Mohon tunggu...
Lukman Hakim
Lukman Hakim Mohon Tunggu... Lainnya - ASN di KLHK

Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Parman (22)

10 Februari 2022   10:20 Diperbarui: 11 Februari 2022   20:29 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Awal Januari 1997 aku ditawari Sopyan, teman SMPN I Bumiayu yang kuliah di UPN untuk bergabung di rumanya di Godean. Ada 3 kamar dan dia sendirian, maka butuh teman. Karena mengurangi pengeluaran untuk kos dan suasana tenang untuk menyelesaikan skripsi, maka tawaran itu aku terima. Konsentrasi dan kesabaran merupakan syarat dapat menyelesaikan skripsi bagi mahasiswa.

Semester II pada tahun 1997 aku hanya mengambil Skripsi, KKN dan beberapa mata kuliah mengulang untuk meningkatkan IPK. Jadi aku sudah jarang ke kampus karena teman-teman sudah ada yang lulus atau menyelesaikan tugas akhir.

Untuk menuju kampus, selain bisa menggunakan motor jadulku juga ada Bus Aspada jalur 15 yang melewati Komplek Perumahannya yang ada di tengah-tengah antara Prapatan Mbantulan dengan Pasar Gamping.

Alhamdulillah, sebelum aku KKN sudah bisa diselesaikan sampai Bab IV. Setelah KKN aku harus kembali fokus untuk menyelesaikan Bab V dan Bab. VI. Jika tidak, maka target wisuda periode November 1997 akan meleset. Namun untuk melepas lelah, biasanya aku pergi ke wartel untuk sekedar curcol dan penambah semangat untuk menyelesaikan skripsi.

Judul skripsku "Penetapan Harga Dasar Getah Pinus merkusii di Tempat Penampungan Getah (Studi Kasus di BH Bumiayu, KPH Pekalongan Barat)." Setelah KKN, aku beberapa kali menghadap Ir. Siswantoyo Dipodiningrat, MS selaku dosen pembimbing.

Akhirnya keputusan yang aku tunggu-tunggu dari Beliaupun tiba, "iki tak anggap wis final. Nek iso akhir September koe wis pendadaran ben iso melok Wisuda November," kata Dosen berambut putih yang hobi sepakbola sama dengan diriku.

"Njih, maturnuwun pak."

"Mungkin anggota Dewan Pengujinya selain Saya, ada Pak Soyan P. Warsito untuk aspek ekonomi kehutanan dan Pak Kasmudjo untuk aspek getahnya."

Mendengar kata Pak Kasmudjo, akupun jadi agak lemes dan berusaha menawar,"Pak Kasmudjo ya pak?"

"Iya. Gak apa-apa nanti aku bantu kalau ada pertanyaan yang berat. Tapi koe yo kudu moco referensi tentang getah pinus juga."

"Njih pak."

Aku gak boleh terlalu ngotot dalam hal ini, yang penting draf final sudah acc oleh Pak Siswantoyo. Langkah selanjunya adalah berurusan dengan bagian akademik dan konsentrasi untuk ujian pendadaran.

"Kuncinya tenang. Jika kamu bisa tenang pada 5 menit pertama, maka setelahnya akan lancar," kata Ruslandi yang sudah duluan lulus ujian pendadaran.

"Yo podo karo pas pertanggungjawaban laporan PU luar Jawa di PT. ITCI kae loh Man," tambah Oka sambil cekakakan mengingat masa lalu yang begitu indah di Kalimantan.

"Oh iyo yo."

"Anggap saja Dewan Penguji itu gak tahu. Lah yang nulis kan kamu to?" Kata Yayan menyemangatiku.

Aku hanya diam mendengarkan nasehat teman-temanku untuk meningkatkan mentalku menghadapi ujian pendadaran yang tinggal hitungan jam saja. Akhirnya waktu pendadaranpun tiba. Setelah memberikan pengantar, Pak Siswantoyo selaku pimpinan sidang ujian memberikan waktu 15 menit untuk mempresentasikan skripsi.

Lima menit pertama Alhamdulillah aku bisa menguasai sikon yang tegang dan tiba pada bab kesimpulan dan saran, "karena pendapatan perusahaan dari getah dan kayu pinus hampir seimbang, maka saran saya pada pimpinan KPH Pekalongan Barat agar secara finansial seimbang baik dalam pembiayaan operasional maupun pembiayaan pemasaran pada kedua produk tersebut," tutupku.

Pak Siswantoyo kembali mengambil kendali dan memberikan beberapa tambahan keterangan. Tibalah saatnya memberikan waktu kepada Dr. Ir. Sofyan P. Warsito dan Ir. Kasmudjo, MS untuk memberikan tanggapan. Keringatku mulai bercucuran dan Joko tahu dan langsung memberikan sapu tangan miliknya kepadaku.

Tingkah Joko ini memecah keteganganku menjadi sedikit lebih santai. "Ngopo kui Jok?" Tanya Pak Siswantoyo.

"Maaf pak, saya kasihan sama Parman."

Akhirnya Pak Sofyan mengulas terkait dengan ekonomi kehutanan secara makro. Ada pertanyaan Pak Sofyan yang tidak bisa aku jawab dengan baik dan dengan bercanda dia bilang, "Oh tak balang sepatu nek jawabanmu seperti itu!"

Tak terasa ujian pendadaran berjalan 1,5 jam. Akhirnya aku diminta keluar untuk menunggu hasilnya. Sekitar 10 menit, aku diminta masuk kembali untuk mendengar hasil akhirnya.

"Berdasarkan rembukan kami bertiga, Anda tidak perlu mengulang ujian ini lagi. Namun banyak coretan yang harus Anda perbaiki. Dan selamat, Anda dinyatakan lulus," kata Pak Siswantoyo sambil tersenyum.

"Alhamdulillah," ucapku dan langsung menyalami ketiga Dewan Penguji.

Ternyata aku sudah ditunggu oleh teman-teman sambil ada yang mengintip lewat jendela kaca. Aku ajak mereka untuk makan siang bersama di kantin Fakultas Teknologi Pertanian. Ucapan selamatpun meluncur dari bibir mereka, dan kembali airmataku menetes dihadapan mereka karena sangat terharu.

Bersambung......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun