Mohon tunggu...
Lukman Hakim
Lukman Hakim Mohon Tunggu... Lainnya - ASN di KLHK

Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Parman 12

28 Januari 2022   05:44 Diperbarui: 28 Januari 2022   05:50 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Praktek Teknologi Hutan dilakukan di pabrik Plywood PT. Kutai Timber Indonesia (KTI) yang berlokasi di Probolinggo, Jawa Timur. Peserta yang berangkat dari Jogja naik Bus Eka ke Surabaya selama 8 jam dan lanjut dengan bus jurusan Bayuwangi. Perjalanan dari Surabanya ke Probolinggo sekitar 3 jam.

Saat pembukaan, Pak Joni, General Manager menyampaikan bahwa Pabrik Plywood milik PT. KTI dibangun tahun 1973. "PT. KTI ini merupakan hasil merger antara Sumitomo Forestry Co.Ltd dengan PT. Kaltimex Jaya. Bahan baku kayu log berasal dari perusahaan Hak Pengusahaan Hutan (HPH) di Kalimantan dan plywood  yang diproduksi banyak di eksport ke Jepang," paparnya.

Angkatan '92, hanya ada dua yang masuk jurusan Teknologi Hutan yaitu Wati dan Krisdianto. Mereka berdualah yang paling antusias baik waktu pemaparan dan diskusi di kelas maupun saat keliling pabrik mulai dari proses penerimaan bahan baku kayu log sampai packing untuk siap dieksport.

Kayu log ukuran besar pada tahun 1990-an sudah mulai menurun sehingga harus ada inovasi teknologi untuk mengolah kayu dengan diameter yang semakin mengecil.  "Kami harus cepat menyesuaikan dengan semakin mengecilnya diameter kayu log. Maka teknologi mesin yang bisa mengolah kayu berdiameter kecil menjadi solusi dari masalah ini," jawab Pak Totok di bagian permesinan.

"Apa tidak ada alternatif kearah produksi pulp atau mungkin ke particle board dalam menghadapi masalah bahan baku ini?" Tanya Wati yang kritis dan bervisi kedepan ini.

"Untuk pulp atau bubur kertas itu di pabrik kertas. Kami mungkin pengembangnya ke arah particle board," jawab Pak Maman kepala bagian perencanaan.

Bersambung.......

Dokpri
Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun