Semester awal kosku di Karanggayam bersama 4 teman seangkatanku. Teman-teman kos sepakat dan sepersetujuan pak kos dinamai "Jejaka 22." Nomor 22 itu diambil dari nomor rumah di pinggir jalan kampung yang menghubungkan Jalan Kaliurang di Barat dan Gejayan di Timur.
Kosku ini sebangunan dengan rumah pak kos yang terpisahkan tembok. Ada 7 kamar yang disekat triplek yang masing-masing berukuran 2 x 2,5 meter. Karena disekat triplek, tiap aktifitas tetangga kamar bisa terdengar oleh sebelahnya seperti mendengkur, suara radio, dan suara-suara yang lainya, apalagi di malam yang sunyi. Kamar mandi hanya ada 2, sehingga tiap mandi pagi dan sore selalu antri.
Dari 7 kamar, 5 kamar diisi oleh teman-teman angkatanku, sedangkan 2 yang lain dari Fakultas Sospol dan Teknologi Pertanian. Semester I sampai IV kami masih runtang-runtung karena belum penjurusan. Semester 5, aku, Ruslandi, Maman, dan Sugeng masuk jurusan Manageman Hutan sedangkan Yayan ke Budidaya Hutan.
Dibandingkan dengan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di kota-kota lain di Jawa, biaya hidup di Jogja masih relatif murah. Demikian juga dengan SPP dan biaya lain-lain seperti praktikum, praktek lapangan masih relatif terjangkau karena ada subsidi dari pemerintah maupun alumni. Uang pangkal pun tidak ada, seingatku cuman bayar uang jaket almamater, biaya penataran P4 dan OSPEK.
Sebagai gambaran, SPPku Rp. 120.000/semester, kos juga masih dapat yang Rp. 100.000-an/tahun. Selain angkringan di malam hari, warung makan Sederhana yang terletak di utara Selokan Mataram untuk makan pagi dan siang juga cukup terjangkau. Nasi sepiring dengan lauk sayur pake telor dadar dan minum es teh, cuman Rp. 500.
Biaya hidup yang relatif murah ini tentu berlaku bagi mahasiswa kebanyakan yang orang tuanya tergolong kelas menegah. Jika suka nonton film di bioskop apalagi kalau sudah berani pacaran, tentu itung-itungan tadi tidaklah berlaku.
Saat malam minggu setelah OSPEK, tepatnya jam 10-an malam aku dengar dari kamarnya Sugeng terdengar suara radio RRI Jogja sedang siaran wayang kulit. Aku yang masih sulit tidur mendodok kamar Sugeng dan ternyata dia juga masih terjaga.
Bersambung......
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI