Mohon tunggu...
Lukman Hakim
Lukman Hakim Mohon Tunggu... Lainnya - ASN di KLHK

Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Parman (4)

15 Januari 2022   05:26 Diperbarui: 15 Januari 2022   05:39 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Sampai Jogja 14.30 WIB hampir sama saat pertama kali bersama Mas Erfi. Rasanya tidak sabar untuk mengetahui di SMAN mana aku diterima. Ternaya aku diterima di SMAN VII. "Hampir saja kamu masuk SMAN IV, hanya selisih 0,75 dari NEM rengking terakhir," jawab Mas Erfi setelah aku tanya.

Walaupun agak kecewa, aku harus tetap bersyukur bisa sekolah di SMAN Jogja. Aku telpon Ita dan minta disampaikan ke rumah. "Nek wis tekan Jogja segera kasih kabar yo le," pinta Ibu saat pamitan.

Akupun segera telpon Ita di warnet (warung telpon) terdekat untuk disampaikan ke orang tuaku. Setelah mandi sore, aku diminta Mas Ermanu ikut sholat berjamaah di kos-kosan. Karena selain ada kultum (kuliah 7 menit), ada makan bersama dan ngobrol dengan pak kos tentang kosku.

Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, jika mereka tidak berusaha untuk mengubahnya. Itu point penting yang disampaikan Mas Ermanu saat kultum. Kultum  merupakan tradisi rabuan diikuti pak kos, bu kos, mbah mo dan para penghuni kos.

"Kami sudah bicarakan bersama dengan pak kos dan bu kos tentang kosmu," kata Mas Ermanu membuka obrolan.

"Karena kamarnya sudah penuh, kami buatkan 1 kamar dengan triplek ukuran 2,5 x 3 meter di ruang tamu," sahut pak kos.

"Ini amanat bapak yang menginginkan minimal 1 tahun kamu di sini. Setelah itu, bisa cari kos di sekitar sekolahmu. Untuk membeli bahan triplek dan ongkos tukang kalau bisa dibayar 1 tahun," tambah Mas Ermanu.

"Njih mas, kemarin bapak bilang begitu. Uangnya sudah saya siapkan Mas."

Setelah sholat isyak, saya bayarkan uang kos kepada bu kos. Kamar diselesaikan 1-2 hari, jadi aku masih tidur bersama Mas Erfi dan Mas Yani.

Aku tidak mau merepotkan dan berangkat sendiri naik kobutri untuk menyelesaikan administrasi daftar ulang sebagai murid baru. Kain seragam abu-abu putih, batik, seragam krem, dan kaos olahraga harus dijahit segera. Besok masuk sekolah untuk oreantasi siswa menggunakan baju bebas tapi sopan. Seragam harus sudah jadi dan dipake senin minggu depan.

Tidak ada murid yang aku kenal. Semuanya baru dan banyak juga yang berasal dari luar Jogja, bahkan luar Jawa. Saat daftar ulang berkenalan dengan Masrukan dari Blawong, Dewi dari Kota Jogja, Hendara dari Kerawang, Maryono dari Sumatera Selatan, Eka dari Riau, dan Retno dari Bangka Belitung. Ternyata banyak juga yang senasib denganku sebagai anak kos yang jauh dari keluarga.

Bersambung......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun