Apa yang disebutkan Emak memang benar. Kesuksesan seorang anak terkadang membuatnya tidak memiliki waktu karena didera kesibukan dalam pekerjaannya, sehingga tidak bisa mudik untuk menengok orangtua.Â
Akan tetapi, kini bukan hanya anak yang sudah sukses saja yang tidak bisa pulang. Anak yang baru setengah sukses atau belum sukses pun tidak bisa mudik akibat virus corona.Â
Kalau mudik, khawatir membawa virus dan justru menularkan Emak. Sungguh dilematis dan tentu saja lebih membuat perih daripada adegan iklan di atas.Â
Akhir kata, saya merindukan iklan humanis seperti ini yang menyoroti fenomena nyata di tengah masyarakat. Iklan yang menyentuh hati nurani dan bisa membuat orang tersentuh saat menontonnya.Â
Apalagi kalau dikaitkan dengan kondisi saat ini. Iklan Ramadan sebaiknya dapat menyampaikan makna dari Ramadan itu sendiri. Bagaimana sebuah aktivitas mudik tak hanya dikaitkan pada rutinitas Ramadan menjelang Idul Fitri, tetapi pengaruh positif yang dihasilkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H