Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ibu Inke Maris Dulu Menepis Hoaks Terkait Vaksin Polio

31 Desember 2020   21:20 Diperbarui: 27 April 2021   06:04 1132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu Inke Maris Wafat 

Pagi jelang siang tadi saya mendapat kabar dari seorang kawan, bahwa Ibu Inke Maris meninggal dunia kemarin 30 Desember 2020. Di media juga terdapat berita yang simpang siur. Untuk merekonfirmasinya, saya segera mengecek mas Armand, putra Ibu Inke Maris. 

Dari mas Armand saya mendapatkan konfirmasi bahwa Ibu Inke Maris dalam keadaan kritis. Batang otak Ibu Inke Maris dinyatakan sudah tidak berfungsi, dan keluarga telah memutuskan bahwa alat pendukung dilepas. 

Mas Armand mengucapkan terima kasih dan memohon agar kita doakan Ibu Inke untuk dimudahkan dalam perjalanannya pulang kepada Allah SWT. Aamiin YRA. 

Tuhan memiliki rencanaNya. Ibu Inke Maris wafat pada hari ini, 31 Desember jam 19.20. Semoga Almarhum diterima di sisiNya yang terbaik.

Ibu Inke Maris, lengkapnya Nyi Raden Maria Dinariati Natanegara lahir di Bogor pada 7 Desember 1948. Artinya, di bulan Desember tahun ini usia bu Inke adalah 71 tahun. Karena menikah dengan Rizal Maris pada tahun 1969, maka ia sering dikenal sebagai Inke Maris.

Sebagai anak seorang diplomat yang ditempatkan di Inggirs dan Jerman, Inke Maris mahir berbahasa Inggris dan Jerman. Ia lulus dengan gelar Master of Arts (MA) dari Center for Mass Communication Research University of Leicester Inggris.

Karir awal Inke Maris dimulai sebagai penyiar dan produser radio BBC London Seksi Indonesia. Ini terjadi antara tahun 1969 sampai 1982. Bukan hanya itu, sejak 1976, Inke menjadi koresponden koran Sinar Harapan dan mengasuh rubrik kabar dari London. 

Baca Juga: Penyiar Kondang Inke Maris Meninggal Dunia Setelah Berjuang Melawan Stroke

Ketika kembali ke Indonesia pada 1982, Inke bertugas sebagai penyiar Dunia Dalam Berita dan reporter Televisi Republik Indonesia. Karena pengalaman kerjanya serta kemampuannya berbahasa Inggris, Inke Maris dikenal sebagai pewawancara tamu negara dari luar negeri. Catatan ini kita bisa temukan di tautan ini.

Bisa dikatakan, Inke Maris adalah pionir jasa konsultan 'public relation' atau kehumasan di Indonesia. Ia mendirikan perusahaan jasa konsultannya di tahun 1986. Uniknya, meskipun didirikan di masa krismon yang 'susah', perusahaannya mencatat keberhasilan. 

Suntikan dana pinjaman perbankan senilai kurang lebih Rp 80 juta ia kelola. Rupanya, kesuksesannya bertahan di masa krisis ia ulangi. Di masa pandemi ini, yaitu di bulan November 2020, Inke Maris & Associates bersama 50 perusahaan lain dari Filipina, India dan Cina memenangkan penghargaan dari the International Women Enterprener Challenge Foundation (IWECF). 

Penghargaan dari IWECF ini hanya diberikan ke perusahaan yang sahamnya mayoritas dipegang oleh perempuan dan memiliki tingkat penjualan sekitar US $ 1,5 juta. Ini tentu luar biasa. Berita ini dicatat Tribunnews.com (November 2020).

Memang, Inke Maris & Associates dikenal punya kekuatan dalam konten di media komunikasinya. Ketika Inke mendapat proyek kehumasan untuk tujuan perlindungan lingkungan, ia membuat film dokumenter tentang kondisi beberapa sungai, termasuk sungai Brantas dan juga soal berkembangnya industri kayu lapis yang dikhawatirkan berpotensi merusak hutan Indonesia.

Dalam kesempatan yang berbeda, di tahun 2005, ketika terjadi serangan wabah polio, Inke Maris & Associates (IMA) mendukung World Health Organization (WHO) menyiarkan rangkuman situasi wabah polio itu hampir setiap hari sejak Mei 2005.

Ini menjadi sumber informasi yang dipercaya oleh masyarakat. Akhirnya, pada April 2006, vaksinasi polio diadakan secara nasional. Rangkuman media yang dilakukan oleh IMA dinilai mewakili isu yang diangkat berbagai media nasional saat itu. 

Ini ditulis di suatu jurnal oleh Romano, Angela & Moran, Thomas (2017) dengan judul "News media reporting of health crises in developing nations: Lessons from Indonesia's polio outbreak.Australian Journalism Review, 39(2), pp. 79-89. Ini dapat dilihat pada tautan ini. 

Dengan sangat menarik, jurnal itu menyebutkan bahwa selain membuat rangkuman informasi terkait perkembangan wabah polio, apa yang dilakukan oleh IMA juga telah mengklarifikasi berita hoaks yang muncul ketika terdapat korban anak perempuan yang meninggal setelah vaksin dan diberitakan disebabkan oleh vaksin polio. Sementara penyebabnya sebetulnya karena infeksi lainnya.

Baca Juga: Seputar Fakta tentang Vaksin Covid-19 di Indonesia

Perhatiannya pada isu kesehatan reproduksi juga menonjol dan ini menjadi bagian dari kampanyenya ketika menjadi caleg untuk Partai Nasdem untuk Dapil Jabar pada Pemilu 2014. Meskipun Inke tidak terpilih dalam proses pemilu, tetapi ia diperhitungkan sebagai calon yang sangat disegani.

Pendamping Pak Harto dan Ibu Tin

Pada program TVRI Dunia Dalam Berita, Inke Maris menjadi penyiar pertama program khusus siaran berbahasa Inggris 'English News Service' di TVRI. 

Ia sering mendapat penugasan untuk acara kenegaraan yang melibatkan tamu dari negara asing. Peringatan 63 tahun Konprensi Asia Afrika yang diselenggarakan di Bandung pada 2018 adalah salah satunya. Ia dicatat mewawancarai secara langsung para presiden dan perdana menteri yang hadir saat itu.

Sejak 1980an, Inke sering ditugaskan untuk mendampingi Presiden Suharto dan Ibu Tien Suharto pada saat menerima tamu kenegaraan atau saat melakukan perjalanan ke luar negeri. 

Inke juga melakukan wawancara dengan pemimpin negara ketika ia bertugas di Inggris. Raja Husain dan Ratu Jordania, Presiden Amerika Ronald Reagan dan istrinya Nancy Reagan, dan juga Rajib dan Sonia Gandhi Margareth Thatcher, adalah mereka yang pernah Inke Maris wawancarai. 

Ibu Inke Maris menyampaikan bahwa ia terkesan dengan Yasser Arafat yang ia wawancarai sejumlah tiga kali. Kekagumannya adalah karena perjuangan Yaser Arafat yang gigih dengan dukungan yang terbatas dari dunia. Ini beliau sampaikan kepada radarbangka.co.id.

Inke Maris yang Peduli pada Kebutuhan Mitra

Saya tidak mengenal Ibu Inke Maris secara mendalam, tapi hanya mengenalnya di ruang rapat besar dan dalam kinerja perusahaan 'public relation' nya, Inke Maris & Associate, khususnya melalui putranya, Armand Maris. 

Memang Ibu Inke Maris mengelola Inke Maris and Associate (IMA) yang kebetulan menjadi mitra kerja program di Millenium Challenge Account Indonesia (MCAI) pada tahun 2016 sampai dengan 2017, yang kebetulan penulis sedikit terlibat.

Ketika menyelenggarakan suatu Forum Dagang Komoditas Lestari di tahun 2017, kami bekerja semalam suntuk untuk mempersiapkan ruang pameran dan forum dagang. 

Ketika barang peserta pameran telah tiba di gedung Balai Kartini Jakarta sekitar jam 22.00 malam, ruang belum siap. Entah mengapa, terdapat kesalahan paham sehingga terdapat beberapa materi yang telah disepakati tidak tersedi. Padahal pameran akan dimulai pada jam 9.00 keesokan harinya. 

Negosiasi kami dengan mas Armand tidak berhasil. Intinya materi barang tidak bisa diadakan. Akhirnya pimpinan program kami menghubungi langsung Ibu Inke Maris dan memohon dukungannya. 

Entah bagaimana, materi barang tersedia dan persiapan ruang pertemuan beserta dekorasi dan tata letak dapat dilakukan sesuai rencana. Sekitar jam 6.00 pagi, ruang pameran telah rapi siap. Memang masih tersisa bau cat basah, tetapi kami dibuatnya lega. Jam 9.00 kami membuka acara dan semuanya lancar dan rapi. 

Di sini, saya melihat bahwa Ibu Inke Maris adalah 'problem solver' yang sangat cepat dan selalu mengutamakan kepuasan mitra pelanggan.

Di masa pandemi COVID-19 inipun kita melihat kegiatan Inke Maris & Associates sangat dekat dengan pelayanan komunikasi masa dan membuka ruang diskusi 'IMA Afternoon Talk' yang membincang isu populer di masa pandemi, mempunyai agenda, misalnya Bertanam Organic di Masa Pandemi, Strategi Promo Pariwisata Indonesia di Tengah Pandemi, dan juga Ide Tahun Baru #dirumahsaja. Program IMA ini dapat diikuti di instagramnya di @inkemarisassociates.

Terima kasih, Ibu Inke atas inspirasimu. Engkau tetap di hati kami. Semoga engkau damai bersamaNya. 

Pustaka : Satu 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun