Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Pembukaan Bioskop di Masa Pandemi: Benarkah Virus Musuh Kita yang Bahagia?

30 Agustus 2020   08:45 Diperbarui: 31 Agustus 2020   11:12 922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para ahli epidomologi mengatakan bahwa terlalu riskan untuk menonton bioskop pada masa pandemi. Beberapa hal yang perlu diingat adalah :

1. Ruang yang tertutup dan ber - AC bukanlah ruang yang ideal di masa pandemi. Apalagi film berdurasi sekitar 2 jam.

2. Penggunaan masker sulit diawasi ketika lampu di ruang teater sudah dimatikan. Tidaklah mungkin pengawas berkeliling dan memeriksa ketika lampu telah padam. 

3. Penonton adalah saling tidak mengenal dan tidak tahu darimana saja mereka berasal dan bergaul. 

Ini konsisten pula dengan persyaratan VDJ yang dipopulerkan oleh 'pandemictalks' tentu bisa jadi acuan mengapa kita perlu ragu dengan pembukaan kembali bioskop.

V - Ventilasi - ventilasi yang baik adalah syarat utama dan hindari tempat yang bertahan hanya dengan AC;

D - Durasi pertemuan tidak lebih dari 15 -- 30 menit,

J - Jarak dijaga minimal 2 meter, dan tetap bermasker di manapun berada

Nah...seandainyapun pembukaan bioskop tetap akan dilakukan, mungkin saja akan muncul beberapa opsi dan inovasi. 

  • Prioritaskan pemutaran film-film pendek dengan durasi maksimal 30 menit. Selain mengurangi risiko terlalu lama dalam ruang tanpa ventilasi, ini juga akan merangsang tumbuhnya film film pendek baru yang belakangan diminati penonton.
  • Buka bioskop 'Drive in'. Beberapa negara seperti Malaysia mulai bergegas membuka bioskop 'drive in' untuk merespons situasi pandemic. Dikabarkan bahwa sinema 'drive in' M-Junction ini akan dibuka pada akhir Agustus 2020. Dulu terdapat 'drive in' di Ancolm Jakarta. Tetapi bioskop ini sudah lama ditutup. Memang 'Drive in' menjamur di tahun 70-80 an dan mereka mati ketika Cineplex hadir. Drivein yang aman disebutkan untuk mensyaratkan jumlah penumpang separuh dari kapasitas mobil, membuka jendela kaca dan tidak turun dari mobil untuk berkomunikasi dengan orang di luar mobil. Bisakah demikian?
  • Buka opsi persewaan ruang bisokop privat bisa sebagai opsi, tetapi mungkin ini hanya diakses mereka yang memang punya dana. Apakah ini memang prioritas?

Mungkin benar argumentasi seorang pengamat di Inggris yang mengatakan bahwa membuka kembali bioskop mungkin beresiko lebih rendah daripada membuka mall dan tempat makan dan restoran. Ini karena masyarakat menganggap lebih prioritas untuk pergi ke mall dan tempat makan dan caf dibandingkan dengan menonton film di bioskop.

Lagipula, tren orang untuk menonton film di bioskop juga makin menurun dalam beberapa tahun terakhir. Penundaan produksi film juga akan membuat teater bioskop tidak punya cukup banyak film baru yang akan diputar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun