Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Pembukaan Bioskop di Masa Pandemi: Benarkah Virus Musuh Kita yang Bahagia?

30 Agustus 2020   08:45 Diperbarui: 31 Agustus 2020   11:12 922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dailyscreen.com yang diproses)

Swedia memang berbeda dengan negara tetangganya, Denmark, Finlandia dan Norwegia yang menjalankan beberapa versi lockdown. Swedia masih membuka fasilitas bisnis dan juga membuka sekolah TK dan SD, meski menutup sekolah lainnya. Hal ini mengundang kritik berat karena jumlah pasien yang meninggal di negeri ini tinggi.

Pihak universitas mengkritik pemerintah Norwegia yang tidak mempertimbangkan argumentasi sains. Dicurigai bahwa pemerintah Swedia mempercayai bahwa dengan kebijakannya ini mereka akan mendapatkan herd immunity lebih cepat dari negara lain.

Eksistensi Bioskop

Sebetulnya eksistensi bioskop sudah goyang bahkan sebelum ada pandemic COVID-19. Sejak maraknya penggunaan layar, mulai dari layar 1 inci pada jam pintar 'smart watch', sampai ke layar televise berukuran 60 inci, juga maraknya Netflix dan youtube, bioskop dianggap makin tidak relevan. Di Amerika, selain Netflix, Amazon, hello, dan Hulu juga berkontribusi pada penurunan bisnis bioskop (Washingtonpost.com) 

Bagaimana tidak? Pelanggan Netflix di tahun 2019 saja sudah mencapai lebih dari 140 juta (medium.com) dan dan di tahun 2020 telah ada tambahan pelanggan 183 juta (comparitech.com). Jumlah ini akan meningkat drastic karena pandemic.

Setelah pandemic covid-19 memang industri perfilman dunia merosot, seperti juga sektor ekonomi yang lain. Film-film yang diproduksi dengan biaya mahal seperti James Bond 007, selain mengalami penundaan produksi juga mengalami penundaan pemutarannya.

Industri film Cina alami kerugian sebesar 2 miliar di bulan Maret 2020. Tak salah bila Christopher Nolan mengatakan bahwa bisnis bioskop di Amerika membutuhkan pertolongan. Selama ini memang perekonomian Amerika dibantu oleh bioskop layar lebar melalui produksi film Hollywoodnya. https://www.washingtonpost.com

India dengan Bollywood sebagai produsen film terbesar di dunia juga mengalami penurunan produksi filmnya.

Uniknya, negara dengan penduduk 1,3 milliar orang ini memiliki 9.600 layar ini berjuang bersama ketika masa pandemi.

Para artis dan mereka yang berada di industri film melakukan respons sosial karena pandemic dengan menggalang dana untuk mendukung kehidupan pekerja film yang jumlahnya lebih dari 1 juta, yang terpuruk karena pandemic. Ini suatu gerakan sosial luar biasa.

Kebahagiaan Semu di Kala Pandemi ? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun