Nyamuk memilih orang tertentu dari aroma tubuh orang tersebut. Oleh karenanya, terapat orang yang dirubung nyamuk, sementara orang di sebelahnya tidak dirubung.
VBD, Nyamuk GMO dan Perubahan Iklim
Penyakit karena nyamuk, atau sering disebut sebagai vector-borne diseases (VBD) yang disebarkan atau dituarkan oleh artopoda yang mentransmisikan pathogen antara manusia melalui vektor.
Perkembangan urbanisasi yang tidak direncanakan baik, perubahan iklim dan lingkungan, dan peningkatan mobilisasi manusia secara global mendorong makin meningkatnya VBD. Misalnya, naiknya temperatur dan kelembaban udara mempengaruhi jumlah populasi nyamuk.
Banyak studi juga menunjukkan bahwa mayorits penyakit karena nyamuk ada di negara berkembang. Namun demikian, akhir akhir ini ditemukan bahwa penyakit karena nyamuk juga muncul di negara maju.
Pada 20 Agustus 2020 pula pemerintah negara bagian Florida mengumumkan bahwa 750 juta nyamuk yang direkayasa secara genetik atau 'Genetic modified organism' (GMO) untuk dapat menyebarkan semacam insektisida untuk mengontrol aides aegypti akan dilepaskan pada 2021 dan 2020. Pengumuman ini mengklaim bahwa pemerintah negara bagian Florida telah mengantongi ijin dari pemerintah federal Amerika untuk merilis nyamuk GMO.
Nyamuk GMO ini ditolak banyak pihak, khususnya penduduk dan para kelompok advokasi lingkungan. Kelompok lingkungan mengkritisi ide tersebut mengingat isu lingkungan yang ada saat ini, termasuk di antaranya pandemic COVID-19, ketidak adailan rasial, dan perubahan iklim sedang buruk.Â
Kelompok ini khawatir bahwa pemerintah sedang melakukan suatu keputusan yang berisiko tinggi dan menggunakan dana pajak untuk melakukan percobaan yang bagaikan mencipta 'Jurassic Park".
Nyamuk yang direkayasa itu bernama OX5034. Ia direkayasa untuk memproduksi nyamuk betina yang mati pada tahap larva, sebelum tumbuh dan besar serta siap untuk menyedot darah manusia dan menyebarkan penyakit. Pada percobaan ini diberitakan bahwa nyamuk jantan digunakan untuk membunuh nyamuk betina.Â
Pemilihan teknik diberitakan diambil karena percobaan melalui pembiakan ikan pemakan nyamuk dianggap tidak efektif. Namun demikian, kelompok lingkungan mengkahwatirkan bahwa nyamuk GMO ini akan mengguncangkan keseimbangan lingkungan, khususnya kehidupan burung dan insekta maupun mamalia yang biasanya menjadi 'santapan' nyamuk.
Sebetulnya rencana untuk menciptakan Nyamuk GMO memang telah dimulai oleh beberapa studi, antara lain oleh the Bill & Melinda Gates Foundation yang membuat investasi sebesar USD $ 4,1 juta untuk memuat paten atas teknologi menjinakkan nyamuk Malaria melalui sistem Pembatasan Mandiri ' "self-limiting" yang telah dilakukan pada tahun 2020. Memang, the Bill & Melinda Gates Foundation merupakan lembaga yang giat mengendalikan Malaria.Â