Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Cegah Virus Corona, Milenial Bukan Sekadar "Influencer" dan "Buzzer"

22 Maret 2020   18:41 Diperbarui: 23 Maret 2020   10:55 3284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Generasi Milenial (Sumber : Compromiso Empresarial)

Dari beberapa akun kelompok milenial yang saya baca, pada umumnya mereka kecewa dengan cara pemerintah merespons virus Corona. Sebagian besar mengkritisi tidak sistematisnya dan tidak efektifnya cara berkomunikasi pemerintah soal penanganan virus Corona. 

Karena lemahnya cara berkomunikasi pemerintah, maka informasi itu berbalap dengan hoax yang meraja lela. Ironisnya, hoax banyak disebarkan oleh generasi yang lebih tua, yaitu generasi ‘boomer’.

Sayapun menerima beberapa informasi yang jelas merupakan ‘hoax’ dari para ‘boomer’, generasi saya, yang lebih ironisnya adalah dari kalangan terdidik. Hoaks tentang pemerintah Rusia yang melibatkan singa dan macan untuk menjaga kebijakan lowckdownnya bahkan dipercaya mereka yang mengaku terdidik. 

Ada kesenjangan yang nyata terkait pandangan milenial dengan ‘boomers’. Seminggu yang lalu, masih ada reuni dan pertemuan pertemuan besar dengan mengumpulkan orang lebih dari 200 orang diadakan ‘boomers’. Ini saya lihat di beberapa media sosial yang merupakan kawan saya. Saya kiri pengaruh dari tidak tegasnya anjuran pemerintah mempengaruhi tindak para boomers ini.

Beberapa rekan dari kalangan milenial mengadu melalui pesan WA terkait sulitnya mempengaruhi orang tua mereka untuk tidak mengikuti kegiatan berkumpul. 

Mereka mengeluh sulit untuk merubah rencana orang tua mereka yang hendak mengadakan pengajian RTnya, atau pertemuan arisan, atau ritual agama yang melibatkan banyak orang. kesulitan menyampaikan kepada orang tua mereka untuk membatalkan pengajian RT nya. Mereka juga sulit mempengaruhi orang tua mereka untuk tidak hadir dulu ke acara kawinan. Ini tampaknya memang persoalan.

Seorang milenial mengatakan bahwa "boomer"" cenderung hanya mencari info yang dikeluarkan oleh lembaga pemerintah sehingga infonya lebih banyak soal status kasus. 

Rupanya kesenjangan pemikiran milenial dengan boomers terkait upaya menangani virus Corona bukan hanya ada di Indonesia.

Di Amerika, kalangan muda sangat kecewa dan frustasi karena masih banyak dari kalangan generasi tua yang masih melakukan kegiatan mereka makan malam di restaurant, bermain golf, melakukan kegian di kelas kebugaran, padahal kebijakan ‘social distancing’ telah melarang orang untuk ke tempat keramaian.

Sebaliknya, pemerintah Amerika menganggap kelompok mileniallah yang tidak sensitif dan masih berada di ruang publik seperti disampaikan di media ini.

Apapun kebenaran dan akurasi dari kedua kutub generasi yang berbeda itu, generasi milenial yang jumlahnya besar ini juga punya kemungkinan untuk terserang virus Corona. Di Perancis dan Eropa lain, dicatat bahwa terdapat kelompok muda yang terserang virus Corona dan mengalami tahap yang serius. (edition.cnn.com.com, 19 Maret 2020).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun