Yang kita tak boleh lupa adalah realitas bahwa milenial memang kelompok yang bisa dikatakan paling paham atau lebih paham menggunakan media media komunikasi dalam masa ‘social distancing’ ini dibandingkan dengan kelompok 'boomers'. Bagi mereka, berkomunikasi tanpa harus bertemu adalah keahliannya, karena mereka lahir di era tersebut.Â
Untuk itulah, saya kira pemerintah perlu menggunakan kapasitas professional dari generasi ini untuk berkontribusi dan memberikan hasil terbaik di masa masa sulit melawan virus Corona.
Apa Kata Milenial ?
Saat ini kita memiliki jumlah penduduk milenial yang berjumlah sekitar 90 juta. Data 2017 mununjukkan bahwa generasi milenial (kelahiran 1980 sampai 1999) adalah sekitar 33,75% dari jumlah penduduk keseluruhan Indonesia yang jumlahnya sekitar 270 juta.Â
Ini jumlah yang luar biasa. Bisa dikatakan, merekalah kelompok generasi dengan jumlah penduduk Indonesia terbanyak dari segi generasi. Generasi Milenial itupun memiliki status pernikahan yang beragam.
![Sumber : Susenas BPS 2017](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/03/22/penduduk-milenial-1-5e774e62097f361b4b724332.jpg?t=o&v=555)
Dalam realitanya, tidak semua generai milenial memiliki sifat dan karakteristik seperti yang disebutkan di atas. Seperti juga, tidak semua ‘boomers’ memiliki karakter seperti yang menjadi bias seperti perspektif sebagian milenial.
Kita bisa tengok siapa yang menjadi bagian dari garda depan tim kesehatan kita? Sebagian besar dari dokter dan perawat yang terjun langsung membantu pasien terinfeksi virus Corona adalah kelompok milenial.Â
Saya tidak lakukan survai atau riset dengan metodologi yang sistematis terkait pandangan milenial tentang bagaimana pemerintah merespons virus Corona. Namun demikian, saya mencatat komentar yang muncul dari akun media sosial mereka.
Hal pertama yang kita sadari adalah bahwa jumlah milenial yang besar secara demografis punya arti tentang adanya risiko besarnya jumlah milenial yang berpotensi tertular virus Corona, terutama bila mereka punya pola hidup dan kebiasaan yang kurang sehat. Namun, pada saat yang sama, merekalah generasi dengan pendidikan yang tertinggi di dalam kelompok demografi kita.
Tak kurang pejabat WHO mengingatkan tentang pentingnya membangun kesadaran kelompok milenial terkait risiko virus Corona seperti nampak di sini.Â