Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Beauty Artikel Utama

Sniker, Sepatu Merakyat yang Seharusnya Manusiawi

15 Desember 2019   18:07 Diperbarui: 16 Desember 2019   04:13 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nilai Ekspor Sepatu Olah Raga ( Sumber BPS, 2017)

Nilai Ekspor Sepatu Olah Raga ( Sumber BPS, 2017)
Nilai Ekspor Sepatu Olah Raga ( Sumber BPS, 2017)
Memang Indonesia adalah pengekspor sepatu olah raga yang besar di dunia. Data pada studi yang pernah kami lakukan menunjukkan bahwa, pada umumnya, perusahaan eskportir adalah perusahaan menengah besar dengan karyawan yang pada umumnya perempuan. Ini berbeda dengan tipologi perusahaan sepatu kecil atau UKM yang pada umumnya memekerjakan karyawan laki laki.

Karena Indonesia menjadi bagian dari rantai pasokan global sepatu olahraga, berkontrak dengan NIKE dengan kontribusi 25% pada pasar NIKE (finance.yahoo.com). 

Sebagai bagian dari rantai pasokan sepatu olah raga, industri sepatu Indonesia merupakan industri yang menyerap tenaga kerja secara signifkan, yaitu sekitar 15 juta tenaga kerja . (www.gbgindonesia.com). 

Sementara UKM memproduksi untuk pasar domestik dan hanya punya kemungkinan kecil untuk melakukan ekspor, terdapat beberapa UKM klaster di Cibaduyut, Garut, Bogor dan Sidoarjo yang memasok pasar ekspor. Untuk pabrik sepatu olah raga yang diekspor pada umumnya ada di Jawa Barat dan Sumatera Utara.

Suatu studi yang dipaparkan dalam Makalah "Pelanggaran Hak Buruh Pabrik NIKE di Indonesia" yang disusun oleh Bambang Surya Ningrat dari Universitas Muhammadiyah Palembang (2015), mengidentifikasi beberapa pelanggaran hak buruh antara lain upah yang terlalu rendah dan kondisi kerja yang kurang memadai. Beberapa media juga menuliskan soal harga sepatu yang tinggai tetapi buruk dicekik lehernya, yang dapat dilihat di sini. 

Di tahun 2018, di seputaran kisah Piala Dunia, protes pekerja Adidas dan NIKE yang ada di Asia ada di beberapa kota dunia. Diberitakan oleh Reuters, Clean Clothes Campaign (CCC) mendesak produsen Adidas dan Nike untuk memastikan upah yang adil bagi pekerja Asia yang membuat sepatu untuk pemain Piala Dunia. CCC melaporkan bahwa prosentase biaya tenaga kerja menurun dibandingkan dengan komposisi di masa yang lalu. Tautan artikel itu ada di ini. 

Apa Upaya Perusahaan Sniker? 

Beberapa perusahaan besar seperti Adidas dan Nike berupaya untuk mempromosikan produksi berkelanjutan. Ini berkaitan dengan bahan baku dan 'recycle' dan juga aspek sosialnya, termasuk kesejahteraan pekerja dan keadilan antara pekerja perempuan dan laki laki. Perlindungan pada perempuan agar terhindar dari pelecehan seksual di tempat kerja menjadi bagian agenda.

Dengan berkembangnya 'fast fashion' atau fesyen cepat, membuat ada tantangan material sepatu sniker karena perusahaan bagai dipacu untuk merilis 100 model baru setiap bulannya. Media sosialpun mendorong informasi terkait produk dengan cepat.

Untuk itu, NIKE melahirkan platform baru "Move to Zero" dengan tujuan untuk mereduksi emisi karbon dan sampah ke titik nol 'zero-carbon' dan 'zero-waste'. Ini sesuatu yang baru dan bagi beberapa pihak menjadi suatu hal yang merupakan komitmen baru dalam melindungi lingkungan.

Untuk NIKE yang memproduksi 25 pasang sepatu per detik, atau 1.500 pasang per menit, 90.000 per jam, 2,1 juta per hari ini memang menjadi suatu hal penting. The World Footwear yearbook mencatat produksi sepatu adalah 23,5 miliar per tahun di tahun 2017 dan sniker ambil bagian besar dari ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun