Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Agen 007, Gadis Bond, dan Politik Gender

28 November 2019   06:00 Diperbarui: 29 November 2019   12:21 1740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monica Belucci dalam Spectre (Mdb.com)

Agen 007 dan Perempuan Bond

James Bond terbaru "No Time to Die' baru akan tayang pada 8 April 2020, namun perkembangan tentang pembuatan filmnya hampir tiap hari dirilis media barat.


Banyak drama yang muncul dalam proses produksi film Bond yang ke 25 ini. Mulai dari pergantian penulis naskah dan sutradara film, Daniel Craig yang cendera sampai teka teki tokoh musuh James Bond 'villaint' tanpa nama, yang diperankan oleh Ramee Malek.

Telah banyak bahasan tentang James Bond di Kompasiana. Bagaimana bila kita saat ini mendiskusikan soal konstruksi gender dari peran peran yang ada? 

Untuk pemeran laki laki, kita akan berfokus pada James Bond. Sementara untuk pemeran perempuan, kita akan diskusikan lebih spesifik.

Kita mengenal agen 007 ini sebagai karakter fiksi yang diciptakan oleh jurnalis dan novelis Inggris, Ian Fleming di tahun 1952. Karakter ini muncul di 12 novel, 2 cerita pendek dan beberapa sambungan novel Ian Fleming, dan dalam 27 film yang diproduksi sejak 1962 sampai 2020.

Ingatkah anda siapa saja pemain Bond? Mereka adalah Sean Connery, sebagai pemeran pertama kali James Bond, dan ia membintangi agen ini sejak ia berusia muda dan pada saat ia sudah senior. Meski demikian, ia dikenal sebagai James Bond yang seksi dan berkarisma. 

Sementara itu, bintang lain yang memainkan James Bond adalah David Niven, George Lazenby, Roger Moore, Timothy Dalton, Pierce Brosnan dan Daniel Craig.

Secara umum, Bond digambarkan bertubuh tinggi ganteng, berumur antara 30 sampai 40 tahun. Ia perokok, suka Martini, ahli berjudi, bermobil mewah dan penakluk perempuan cantik. Sementara itu, terdapat beberapa film James Bond yang sempat dikritik karena mengandung unsur rasisme, homophobia, dan mengekalkan relasi peran pelayan dan masternya. Namun, belakangan hal hal itu telah tak dimunculkan.

Lalu bagaimana dengan aspek gender di dalam film ini?

Lupakan harapan bahwa James Bond akan dimainkan oleh bintang perempuan, meski dalam proses persiapan film Bond ke 25 desas desus soal ini ada.  Produser eksekutif film James Bond, Barbara Broccoli menggarisbawahi bahwa peran 007 adalah ber DNA laki laki, dan ini tak akan berubah. Paling paling, ia akan tambahkan lebih banyak peran perempuan. Ini ia sampaikan kepada the Guardian di tahun 2018.

Tentu kita ingin tahu, apa yang menarik dari perempuan yang menyertai James Bond? Tentu ada Gadis Bond atau Bond's Girls. Lalu ada pula M, sang boss James Bond. Selanjutnya ada Moneypenny sang asisten M.

Yang menarik, terdapat relasi gender yang berubah antara Gadis Bond dengan James Bond di masa yang berbeda. Beberapa pengamat melihat bahwa peran Gadis Bond di masa Daniel Craig punya posisi lebih baik dibandingkan Gadis Bond pada masa sebelumnya. Di film Sky Fall, misalnya, Gadis Bond bukan hanya dilihat dari kecantikannya tetapi juga kemampuannya sebagai agen rahasia. Di film ini ada Berenice Marlohe dan Naomie Harris.

Sementara itu, selama bertahun tahun film James Bond menjadi film yang teramat maskulin. Film yang berangkat dari kisah detektif Inggris ini menonjolkan peran aksi Bond yang dikelilingi perempuan cantik. Kita mengingat betapa gadis gadis Bond lebih dikenal di tempat tidur bersama Roger Moore, atau sedang dalam rayuan gombal  Pierce Brosnon.

Sebenarnya, apa sih kriteria standard yang dipatok film ini tentang Gadis Bond? Minimal, ada satu Gadis Bond di film. Gadis itu bertubuh langsing, cantik dan seksi. Lalu ada perkembangan yang menggabungkan kriteria cantik, seksi plus handal berlaga.

Berikut ini adalah rangkuman siapa saja perempuan Bond dari masa ke masa.


Siapa Perempuan Bond yang Punya Peran Politik Kuat?

Politik Gender adalah adalah politik yang dipergunakan untuk menantang stereotipi dan ketidakadilan berbasis gender, dan mendorong terwujudnya keadilan gender dan agar perempuan lebih berdaya (platformwomen.org).

Memang menyebalkan untuk melihat bahwa dari tahun ke tahun Gadis Bond berperan sebagai 'pelengkap' dan 'obyek' saja, meski durasi kemunculannya di film cukup lama.

Pilihan namanyapun menunjukkan bagaimana politik gender film ini dibangun. Bayangkan nama nama Pussy Galore, Honey Rider, dan Agent Triple X. Waduh, Gadis Bond tersebut jelas merepresentasikan obyek dan gratifikasi seksual, baik untuk Bond maupun lawan Bond.

Honey Rider, misalnya dimainkan oleh Ursulla Andress dan dikenal sebagai pacar pertama Bond dalam Dr No yang saat itu dimainkan oleh Sean Connery. Padahal, dalam film ini Honey Rider adalah penyintas perkosaan yang membalas dendam dengan tangannya sendiri. Jadi, meski Gadis Bond punya peran yang mempertahankan dirinya dan memperjuangkan keadilan, ia diberi nama yang hanya sebatas simbol seks. 

Juga, Pussy di Goldfinger, dimainkan oleh Honor Blackman, sebetulnya punya peran dominan sebagai pimpinan organisasi kriminal. Sayangnya, aspek seksualitasnya dihapus dalam versi novelnya. Ironisnya, ini adalah film Bond peraih Oscar.

Di tahun 1970an, peran Gadis Bond bahkan mengalami kemunduruan. Ini dipengaruhi oleh banyaknya protes yang muncul terhadap hadirnya gelombang feminisme di tahun 1960an. Di film the Man with the Golden Gun yang diluncurkan pada 1974, misalnya, Gadis Bond digambarkan tidak cerdas. Juga, durasi kemunculan perempuan di film berkurang secara keseluruhan.  

Celakanya, di tahun tahun itu bahkan ada seorang Gadis Bond, Andrea Anders (dimainkan oleh Maud Adam),  yang digambarkan sebagai perempuan simpanan Francisco Smaramanga dan ia punya tugas untuk bertemu dan merayu James Bond dalam adegan ranjang.

Namun, perempuan Bond mulai menunjukkan karakter yang lebih mandiri di tahun 1980an, Ini lebih menyerupai tokoh perempuan di novel Ian Fleming.  Di film Octopussy, misalnya, karakter perempuan Bond ditonjolkan dan bahkan mendobrak identitas seksual yang baku. Grace Jones yang memerankan May Day digambarkan memiliki kekuatan yang mematikan, yang tak kalah dengan kekuatan laki laki. Film yang dirilis pada 1985 ini memang hadir sesuai masanya.

Grace Jones ( foto : daily.co.uk)
Grace Jones ( foto : daily.co.uk)
Tahun 1990 an membawa perspektif yang kompleks atas peran Gadis Bond. Pada Golden Eye di tahun 1995, Izabella Scorupco seorang penyanyi Swedia memerankan Natalya Simonova yang digambarkan sebagai programmer komputer yang ahli namun sekaligus perayu ulung dan dapat menaklukkan laki laki melalui betisnya. Ini merupakan dikotomi dari karakter Gadis Bond yang baru, cerdas dan sekaligus cantik.

Di sisi lain, di The World is Not Enough, Carmen Electra dikritik karena memainkan peran seorang model yang tidak bisa menjalankan peran intel yang professional.

Bagaimana Gadis Bond di masa 2000 an? Pada Die Another Day yang dirilis pada 2002, Halle Berry adalah Gadis Bond, Jinx, yang seksi dan cerdas. Ia bahkan disebut sebagai salah satu Gadis Bond yang terbaik karena memiliki karakter kuat.

Adalah suatu kejutan ketika satu film James Bond, Spectre, menjadikan Monica Belluci, seorang perempuan berusia 51 tahun sebagai Gadis Bond. Monica yang diundang sutradara Sam Mendes untuk bergabung dalam film ini memerankan Lucia Sciarra di Spectre yang bisa dianggap sebagai suatu revolusi. Luar biasanya, Monica dinilai sebagai satu dari 10 perempuan Bond yang terbaik. Artinya, redefinisi tentang apa itu kecantikan telah terjadi. 

Kitapun perlu melihat perempuan perempuan lain dalam James Bond. Mereka adalah M dan Miss Moneypenny, asisten dari M.

M atau M16 adalah karakter fiksi di James Bond yang merupakan boss agen rahasia kita. Ialah yang memberikan tugas kepada James Bond. Di beberapa film James Bond, M diperankan oleh perempuan yaitu Judi Dench. M muncul di Casino Royale, Skyfall, Spectre, dan Golden Eye.

Sementara, Miss Moneypenny memainkan relasi profesional yang unik dengan Bond.  Kadang kadang ada rayuan rayuan kecil di antara mereka, tetapi mereka tetap mempertahankan relasi profesional. Meski pemunculan Miss Moneypeeny tidak banyak, namun ia punya posisi penting yang biasanya berada di awal film. 

Dan, yang terakhir kita perlu melihat cukup banyak "villaints" atau musuh James Bond berjenis kelamin perempuan. Sebut saja beberapa di antaranya adalah Xenia Onatopp (Famker Janssen) di Golden Eye, Fiona Volpe Luciana Paluzzi) di Thunderball, Fatima Blush (Barbara Carrera) di Never Say Never Again. 

Beberapa studi yang membahas perspektif gender di film ini menggarisbawahi tidak menariknya sifat  'womenizer' James Bond. Studi “You're just Out of Practice ”: James Bond, the Incompetent Womaniser in Thunderball (1965), Moonraker (1979), GoldenEye (1995) and Casino Royale (2006) oleh Alvin Ng mengambarkan sebagian dari catatan tersebut. 

Perempuan di Balik Film James Bond

Pengamat melihat adanya transformasi dari film Bond pada masa Barbara Brocolli menjadi produser. Pertama, tentang pilihannya pada Daniel Craig yang digambarkan sebagai laki laki yang juga punya kelemahan. Kedua, Daniel tidak dilibatkan pada adegan seksual seperti para pendahulunya.  Ketiga, Barbara mengembalikan James Bond pada pakaian klasiknya, yaitu Tuxedo.  

Keempat, film Bond terdahulu berkonteks pasca perang dingin, berkiblat pada politik Amerika. Sementara sejak Skyfall, film memiliki konteks yang lebih riil, yaitu menggunakan referendum upaya kemerdekaan Skotlandia dari UK serta ancaman ISIS. 

Perubahan perubahan yang dibuat Barbara menyebabkan ia sering merekrut dan memecat timnya.

Barbara Broccoli yang anak dari produser besar Broccoli telah terlibat dengan pembuatan film Bond sejak usia 17 tahun, dan ia memastikan agar lingkungan kerja Bond sensitif pada persoalan perempuan. Jelaslah bahwa Barbara lebih maju tinimbang begitu banyak gerakan perempuan, termasuk #MeToo. 

Di tahun 2002, misalnya, ia telah membuat lingkungan kerja pembuatan film James Bond yang ramah perempuan. Ia memastikan tidak ada kekerasan dan pelecehan seksual di area kerja mereka. 

Yang menarik, selama bertahun tahun, Barbara selalu bekerja dengan sutradara perempuan untuk 3 film James Bond sejak Skyfall. Baru pada pembuatan film James Bond yang ke 25 inilah, ia bekerja dengan sutradara laki laki.

Detail dari James Bond yang ke 25 belum dirilis, walaupun publik sudah tahu bahwa Gadis Bond akan dimainkan oleh Ana der Armas.

Bagaimana Ana der Armas di film ini ? Dikabarkan bahwa ia akan berperan sebagai Paloma yang lebih manusiawi. Sementara detail dari peran Paloma di No Time to Die harus kita tunggu sampai 8 April 2020. Semoga ia jadi tokoh berdaya Gadis Bond di film ini. 

Pustaka : Satu, DuaTigaEmpatLimaEnamTujuh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun