Perempuan di Balik Film James Bond
Pengamat melihat adanya transformasi dari film Bond pada masa Barbara Brocolli menjadi produser. Pertama, tentang pilihannya pada Daniel Craig yang digambarkan sebagai laki laki yang juga punya kelemahan. Kedua, Daniel tidak dilibatkan pada adegan seksual seperti para pendahulunya. Â Ketiga, Barbara mengembalikan James Bond pada pakaian klasiknya, yaitu Tuxedo. Â
Keempat, film Bond terdahulu berkonteks pasca perang dingin, berkiblat pada politik Amerika. Sementara sejak Skyfall, film memiliki konteks yang lebih riil, yaitu menggunakan referendum upaya kemerdekaan Skotlandia dari UK serta ancaman ISIS.Â
Perubahan perubahan yang dibuat Barbara menyebabkan ia sering merekrut dan memecat timnya.
Barbara Broccoli yang anak dari produser besar Broccoli telah terlibat dengan pembuatan film Bond sejak usia 17 tahun, dan ia memastikan agar lingkungan kerja Bond sensitif pada persoalan perempuan. Jelaslah bahwa Barbara lebih maju tinimbang begitu banyak gerakan perempuan, termasuk #MeToo.Â
Di tahun 2002, misalnya, ia telah membuat lingkungan kerja pembuatan film James Bond yang ramah perempuan. Ia memastikan tidak ada kekerasan dan pelecehan seksual di area kerja mereka.Â
Yang menarik, selama bertahun tahun, Barbara selalu bekerja dengan sutradara perempuan untuk 3 film James Bond sejak Skyfall. Baru pada pembuatan film James Bond yang ke 25 inilah, ia bekerja dengan sutradara laki laki.
Detail dari James Bond yang ke 25 belum dirilis, walaupun publik sudah tahu bahwa Gadis Bond akan dimainkan oleh Ana der Armas.
Bagaimana Ana der Armas di film ini ? Dikabarkan bahwa ia akan berperan sebagai Paloma yang lebih manusiawi. Sementara detail dari peran Paloma di No Time to Die harus kita tunggu sampai 8 April 2020. Semoga ia jadi tokoh berdaya Gadis Bond di film ini.Â
Pustaka : Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima, Enam, Tujuh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H