Perempuan Penabuh Drum dan Pengalaman Mereka yang Berbasis Perbedaan Gender
Memang terdapat semacam stereotipi bahwa penabuh drum seharusnya laki-laki. Ini dipercaya banyak kalangan.
Di Guardian.com, seorang anak perempuan di Amerika, Stapinski menceritakan kisahnya. Ia sering berandai-andai memukul drum dengan 'chop stick' di atas asbak ayahnya. Di sekolahnya, hanya anak laki-laki yang diijinkan mengikuti pelajaran ekskul drum. Sementara anak perempuan diminta membawa baton sebagai 'cheer leader'. Ini membuatnya tersiksa.Â
Ia sering menyelinap ke kamar kakaknya yang laki-laki untuk mencoba beberapa mainan 'laki-laki', seperti pemukul base ball dan lain lain.
Beberapa tahun kemudian, Stapinski memainkan drum di band Stephonic di New York. Bahkan ia sekarang menulis buku 'Baby Plays Around", berisi pelajaran dan pengalaman bermusik.
Sering kali, sebagai drummer, ia diragukan untuk mampu memainkan drum dengan alasan terkait kekuatan fisiknya. Drummer perempuan sering merasa diintimidasi soal kemampuan teknis, fisik maupun penampilan ketika menggebuk drum. Bahkan seakan pemain drum harus punya kemampuan seperti pemain angkat besi. Citra penggebuk drum selalu maskulin.
Namun, kini hal tersebut mulai berubah. Lihat saja pemain drum perempuan yang bisa saja tetap cantik dan feminin dan pada saat yang sama garang ketika menabuh drum.
Tapi ini juga menjadi satu isu tersendiri. Perempuan penabuh drum seakan tidak pernah baik dan pas. Bila cantik dan feminin, mereka diragukan. Bila macho akan disebut kelaki-lakian dan punya perilaku "berbeda".Â
Ini menyebabkan banyak perempuan potensial yang semestinya menjadi pemain drum akhirnya terdimotifikasi dan akhirnya mengurungkan niatnya sebagai pemain drum.
Coba saksikan pemain drum perempuan pada video youtube ini. Apa atau bagaimana menurut pendapat anda?Â
Beberapa drummer mengeluhkan ketidakpercayaan lingkungannya kepada drummer perempuan.Â
Yang merepotkan. Di toko alat misik dan drum, sering penjual seperti sengaja membuat bingung perempuan yang sedang membeli peralatan drum. Ini tentu atas alasan mendapatkan keuntungan tinggi. Hanya saja ini dilakukan kepada perempuan dengan cara menyepelekan.