Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Politik Kebijakan Rokok Indonesia dan Perempuan

6 Oktober 2019   06:00 Diperbarui: 7 Oktober 2019   06:26 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rokok, Kanker, dan Perempuan

Beberapa bulan terakhir ini saya menyempatkan untuk bertemu seorang sahabat yang tengah sakit kanker paru. Setahun yang lalu, kankernya telah masuk pada stadium empat. 

Bila ia masih terus berjuang sampai dengan detik ini, semuanya adalah atas ijin Tuhan dan atas perjuangannya. Ia yang merupakan kepala keluarga perempuan harus mengelola sendiri urusan pengobatan kanker ke Penang. 

Ini tentu tidak dengan biaya murah. Setiap dua bulan, ia harus mengeluarkan dana, minimal sekitar seratus juta untuk pengobatannya. Baginya, tentu saja ini cukup berat karena ia adalah seorang pegawai negeri dan ia harus menjual banyak asetnya untuk bisa bertahan. 

Sahabat saya ini bukan perokok, namun ia hidup dan bekerja di lingkungan perokok berat. Pasalnya, seluruh staf kantornya adalah perokok dan ia harus berbagi ruang dengan mereka. Ia jelas seorang perokok ke dua.

Memang hidup di lingkungan perokok adalah berat. Walaupun kita bukan perokok, mau tidak mau kita teracuni juga. Sayapun pernah merasakan ketika bekerja di lingkungan perokok. 

Saat itu belum ada aturan untuk tidak merokok di ruang kerja. Alhasil, saya adalah satu satunya pekerja di antara 7 orang perokok. Itu terjadi di pertengahan tahun 1980 an. 

Sepuluh tahun yang lalu, saya juga mengalami situasi dan kondisi kesehatan yang akhirnya merubah hidup saya. Saya alami dugaan 'suspected' kanker rahim. Saya lakukan prosedur standar untuk membuat saya pada akhirnya dinyatakan 'bersih'. 

Apapun saya lakukan agar saya tetap 'bersih'. Ini membuat saya makin menyadari betapa kerugiaan yang dialami perokok kedua adalah cukup banyak. Kalaupun bukan terkena kanker paru, perempuan juga memiliki risiko terkena kanker yang spesifik perempuan, antara lain kanker kandungan, kanker mulut rahim, dan kanker payudara.

Rokok dan Pecandu

Memang susah menghadapi pecandu rokok. Tanpa harus mengurai secara teoritik, ciri ciri pecandu rokok sangatlah kentara. Salah satu tanda dari kecanduan yang terjadi pada semua orang adalah susah mengendalikan keinginan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun