Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama FEATURED

Kegenitan Nyamuk Betina dan Malaria Papua

22 September 2019   18:40 Diperbarui: 25 April 2021   07:11 1293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok https://infopublik.id/

Dosis yang disarankan dokter adalah satu kali sehari. Ketiga, gunakan losion anti nyamuk, dan usahakan di suhu ruangan sekitar atau di bawah 20 derajat Celsius. Nyamuk tidak hidup di suhu d bawah 20 derajat celsius. Kelambu bisa menjadi solusi.

Perlu Komitmen Serius untuk Mengeliminasi Malaria dan Membangun Papua. 

Sekelompok penerima beasiswa jangka pendek yang difasilitasi program Australian Award, mengkoordinasikan relawan untuk mengeliminasi malaria di Papua. Gerakan ini dipimpin Dr Victor Eka Nugrahaputra, Kasubdit Pelayanan Kesehatan pada Dinas Kesehatan Provinsi Papua. 

Ia bersama alumni program the 2016 Malaria Prevention and Treatment for Infants, Children and Pregnant Women in Eastern Indonesia di the Nossal Institute for Global Health melakukan kerja. Ini istimewa.

Dokter Victor yang lahir di Sidoradjo Jawa Timur ini menjalankan masa bakti di Papua setelah menyelesaikan sekolah kedokterannya di tahun 1995 dan pengabdian wajib selama 3 tahun. Kecintaannya dengan Papua membuatnya telah berdinas di Papua selama lebih dari 20 tahun.

Awalnya ia membuat proyek Kebas Malaria (Keluarga Bebas Malaria). Namun, mentor program pendidikan di Nossal Institute for Global Health mengingatkan dokter Victor untuk membangun jaringan kerja yang terdiri dari para pihak terkait.

Kebas menghubungi program KOMPAK, yaitu kemitraan Indonesia dan Australia untuk mendorong pembangunan desa dan akhirnya menyusun panduan teknis untuk menjalankan Kebas agar lebih efektif. 

Ternyata ini membawa sukses. Program dilaksanakan berbasis keluarga dan memberikan pendidikan kepada 26.200 keluarga melalui kunjungan oleh petugas Puskesma.

Dokter Victor tentu tidak hanya berpikir soal eliminasi malaria di satu wilayah hutan saja. Ia bercita cita untuk menyebarluaskan pengalamannya secara nasional. Program KOMPAK juga berkolaborasi dengan Kabupaten Fakfak, Manokwari Selatan, Jayapura, Nabire dan Asmat untuk tahun 2018 dan tahun ini. Ide ini sangat baik karena program peningkatan kapasitas yang diberikan kepada peserta memiliki tindak lanjut di tingkat lapang.

Di program yang lain, Pak Roy Tjong, salah satu kawan yang punya pengalaman bekerja di Papua saat ini menjadi anggota tim supervisi program Kelambu Massal Kementrian Kesehatan. 

Kerja keras dan kebetlanjutan memang diperlukan untuk bekerja di Papua. Tidak bisa setengah setengah atau kerja di permukaan. Itu pesan pak Roy. Penggunaan kelambu anti nyamuk perlu dilakukan bersamaan dengan pendidikan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun