Kedua jenis malaria ini baik Tropika maupun Tertiana sama bahayanya. Malaria Tropika sifatnya akut, hanya tidak memiliki sifat kambuhan. Sementara Tertiana sifatnya tidak akut, namun akan kambuhan. Sedangkan Malaria mix adalah malaria yang kedua ciri malaria tersebut bersama menyerang satu tubuh penderita.
Terdapat beberapa kasus di perbatasan Indonesia dan Papua Nugini yang membawa korban di antara Satgas Pengaman Perbatasan.
Malaria Tropika sangat berbahaya karena bisa menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah Kapiler. Jika menyerang ke otak maka suplai darah ke otak akan terganggu, dan akibatnya bisa disebut Malaria Otak. Sementara jika menyerang sel pembuluh darah, maka bisa menyerang ke ginjal, dan bisa berakibat fatal mengakibatkan gagal ginjal dan bisa meninggal dunia.
Banyak cerita soal kematian karena Malaria di Digul dan di hutan Papua. Persoalan sosial budaya terkait ke mana masyarakat meminta pertolongan health seeking behavior adalah persoalan.
Ketika terdapat penyakit yang menyebabkan kematian, biasanya masyarakat menghubungkan dengan roh jahat. Untuk itu mereka pergi ke dukun. Tidak mengapa pergi ke dukun namun dipastikan dukun yang memahami ilmu kesehatan dasar. Namun ini sering menyebabkan pasien terlambat ditolong.
Juga Papua memang masih berhutan lebat, sementara masyarakat masih memiliki budaya yang agak sulit untuk merubah pola sanitasi dan kebersihan lingkungan.
Dalam studi kemiskinan di Papua yang kami pada tahun 2006, tim kami yang turun ke lapang mencatat kondisi di wilayah masyarakat suku Arfak di desa Dembek, Kecamatan Ransiki, Kabupaten Manokwar.Â
Malaria sering membawa korban nyawa Ibu hamil dan anak anak. Ibu hamil yang rentan dengan anemia makin berat ketika mereka terkena Malaria. Begitu juga, balita.
Suatu saat ketika diwawancara, salah seorang ibu menunjukkan kaki dan tangan yang gemetaran, tanda ia mengidap Malaria. Tubuhnya terlalu kurus untuk seseorang yang hamil 5 bulan.
Ia batuk-batuk sepanjang wawancara, tampaknya ia mengidap TBC. Ia tak mengetahui usianya. Ia tak ingat di usia berapa ia menikah. Ketika menikah, ia menerima tiga ekor babi dan kain kain Timur sebagai mas kawin.
Ketika ditanya apakah suaminya mencintainya, ia mengatakan bahwa ia tak yakin bahwa suaminya mencintainya. Soalnya, ia tidak pernah dibantu apapun oleh sang suami. Ia melakukan semua pekerjaan, baik di kebun sayurnya maupun di dalam rumah. Ia bangun jam 5 pagi dan baru tidur sekitar jam 9 atau 10.