Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Anak Sekolah di Luar Kota dan "Empty Nest Syndrome"

1 September 2019   19:16 Diperbarui: 2 September 2019   12:48 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi 'Empty Nest Syndrome' (Foto : Dave Anderson for Metro.co.uk))

Rasa yang sedih muncul pula ketika ia harus meninggalkan kami lagi untuk program S2 nya ke London, setelah ia mendapatkan bea siswa dari pemerintah.  Namun kali itu, saya sudah jauh lebih baik dalam menerima dan menyikapinya.

Ini mengingatkan saya pada video "Forever Now" ciptaan Michael Buble.  Video ini viral tiga minggu terakhir di bulan Agustus ini. 

Video ini menunjukkan situasi kamar anak. Yang dimulai dari situasi ketika sang anak adalah bayi baru lahir. Kamar yang semula kosong kemudian diisi barang barang keperluan bayi. Sementara sang anak terus berkembang, isi kamarpun berubah. Ketika anak menjelang remaja, isi kamar berubah menjadi kamar anak remaja. Isi kamar berbeda karena kegiatan sang anak berubah.  

Namun, ketika sang anak lulus SMA, sang anak meninggalkan rumah untuk sekolah di luar kota. Barang barang dipak ke dalam kardus, dan kamar menjadi kosong. 

 Ini menyentuh hati para orang tua yang mulai ditinggalkan anak anak mereka yang bersekolah di tingkat universitas di luar kota pada pergantian tahun belajar ini.


Sebetulnya video tersebut telah diunggah pada bulan Maret 2019. Namun karena tahun ajaran baru dimulai pada bulan Agustus, maka banyak orang tua yang memutar kembali video di youtube itu dan ini menjadi diskusi di berbagai kanal media sosial.

Forever Now (Michael Buble) 

I just met you (Aku bertemu kamu)
It seems like yesterday (Rasanya seperti baru kemarin)
You opened up your eyes (Kau buka matamu)
And I recognized your face (Dan aku mengenali wajahmu)
You know that you're the one that we've been waiting for (Kamu tahu kan, bahwa kamu adalah yang telah kami tunggu)
We're gonna keep you safe (Kami akan menjagamu agar tetap aman)
First time I held you in my arms (Pertama kali ketika aku memegangmu di tanganku)
I knew I'd love you all the way (Aku tahu bahwa aku akan mencintaimu selamanya)

I tuck you in at night (Aku mengintipmu di maam hari)
Another day has passed (Satu hari lagi lewat)
Every week goes by a little faster than the last (Tiap minggu berlalu dan makin lama makin cepat dari sebelumnya)
It wasn't so long ago (Rasanya tidak lama )
We walked together and you held my hand (Kita berjalan bersama dank au gandeng tanganku)
And now you're getting too big to want to (dan kamu sekarang terlalu besar untuk mau melakukannya)
But I hope you'll always understand (Namun aku berharap kamu selalu memahami)

That I'm always gonna lift you up (Bahwa aku akan selalu akan mengangkatmu ke atas)
And I'm never gonna let you down (Dan aku tak akan menurunkanmu ke bawah)
No matter what you do (Apapun yang kau lakukan)
I'm forever proud of you (Aku akan selalu bangga padamu)
I'll love you forever now (Aku akan mencintaimu selalu)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun