Indah ya? Lagu ini bisa memiliki banyak makna kecintaan dan kerinduan. Kecintaan dan kerinduan pada seseorang. Kecintaan dan kerinduan pada kampung halaman ataupun pada negeri. Lirik rindu dan cinta yang tidak cengeng. Bagi saya, di situlah indahnya.Â
Pengisi vokal lagu ini adalah Turah Parthayana, Sara Fajira, Feby Putri, Nathania Sarah, Yessiel Trivena, Ferdy Ardian, Tizar, Uyau Moris, Glen Samuel, Tereza. Semuanya adalah Milenial!.Â
Uniknya, mereka membawakan bahasa daerah yang berbeda beda dan bersatu dalam lagu. Ini sering kita dengar di beberapa rekaman youtube, namun karena ini lagu bertutur yang digarap milenial, saya melihat hasilnya jadi berbeda.Â
Dalam tayangannya di Youtube, Eka menuliskan bahwa lagu ini terlahir ketika ia melakukan perjalanan di sepanjang pulau Jawa, dari ujung barat ke ujung timur selama 20 hari.
Lagu aslinya dinyanyikan oleh Prince Hussein seperti pada tayangan ini.
Eka mengabadikan bunyi bunyian dan berkolaborasi dengan musisi setempat. Ia menemukan kekayaan budaya yang ia tak bisa lupakan.Â
Iapun menuliskan perjalanan selama 20 hari di sepanjang pulau Jawa itu pada film dokumenternya yang merekam Majalengka - Purwokerto -- Batang; Semarang - Salatiga - Klaten - Solo; Lamongan - Surabaya - Situbondo - Jember; dan  Jojga - Purworejo - Garut - Bandung - Cianjur - Sukabumi.Â
Di mata saya, ini seni yang memasukkan cinta tanah air dan budayanya.Â
'Viewers' dari lagu yang mencapai jutaan inipun tak terbatas pada mereka yang orang Indonesia saja. Saya mencatat terdapat pula reaksi dari berbagai bangsa atas lagu ini. Satu di antara yang mencolok adalah reaksi dari seorang penikmat dari Afrika. Artinya, Youtube memang mempercepat penyebaran lagu Nusantara karya milenial ini.Â
Dan, jangan salah. Eka bersama Yessiel Trivena juga membuat rekaman 'cover' lagu Anging Mamiri, lagu daerah Sulawesi Selatan yang terkenal itu. Aransemen lagu ini begitu muda, segar dan milenial. Inipun ditayang di gerai toko swalayan itu. Coba dengar ya.