Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dampak Politik Pendidikan Indonesia: Rentan di Tingkat Dasar, Jago Kandang di Tingkat Tinggi

19 Agustus 2019   17:23 Diperbarui: 21 Agustus 2019   00:51 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang Perlu Dipertimbangkan untuk Perbaikan ke Depan?

 1. Pendidikan Dasar 

  • kerusakan lebih dari separuh bangunan dan infrastruktur sekolah di Indonesia, sejak SD sampai SMA yang terjadi cukup serius yang tidak menjadi fokus perjuangan elit politis di eksekutif dan legislative adalah indikasi yang yang perlu dilihat lebih serius. Rusaknyanya bangunan sekolah adalah faktor akses yang akan mempengaruhi implementasi dan proses pembelajaran dan kualitas pendidikan. Ini telah pernah saya unggah pada artikel ini ;
  • persoalan kekurangan guru karena pensiun dan ganjalan pengupahan pada guru honorer perlu dianalisis secara sistematis agar pengadaan dan kompetensi dan kapasitas SDM dapat direncanakan dengan baik;

2. Pendidikan Tinggi

  • mendorong lebih banyak pengajar untuk dapat memperoleh pendidikan jenjang S2 dan S3. Ini tentu perlu dimulai dari proses rekrutmen yang sesuai dan juga beasiswa serta insentif kepada pengajar berdasarkan meritokrasi. Tanpa reformasi penerimaan dan pengambangan SDM universitas, impor rektor hanya akan menyisakan persoalan terkait kesenjangan pengupahan antara staf akademis impor dengan nasional. Ini akan menjadi preseden buruk;
  • terbatasnya penelitian di kalangan akademis. Pada 2017, LIPI merilis penelitian tentang rendahnya produktivitas penelitian di Indonesia, baik yang diproduksi oleh LIPI maupun universitas. Rendahnya produktivitas penelitian ini mestinya bisa dibongkar dengan upaya mengadakan kerjasama penelitian dan teknologi dengan universitas di tingkat global. Ini akan mendorong upaya perbaikan ketrampilan dan kemampuan penelitian para peneliti;
  • pemerintah perlu mendukung dan mensubsidi (atau gratis) pelatihan bahasa Inggris bagi dosen sehingga proses peningkatan kapasitas dosen dapat berjalan lebih cepat. Banyak keluhan para dosen yang masih memiliki persoalan dengan bahasa Inggrisnya sehingga penulisan jurnal internasional maupun program kerjasama riset dengan lembaga pendidikan luar negeri menjadi hambatan. Ini khususnya terjadi di universitas di luar Jakarta. 

3. Masyarakat Umum

Secara umum, masyarakat umum dinilai merasa 'baik baik' saja dan cepat puas dengan apa yang mereka miliki. Terdapat kesombongan diri dan juga di tingkat nasional, seakan SDM Indonesia telah cukup baik. Kesombongan ini menjadikan kita kurang mau berpkir keras dan mengupayakan kerja terbaik. Rasa cepat puas dan kesombongan ini tentu saja menjadikan ilmu dan pengetahuan yang kita miliki jadi ajeg. Sementara perubahan yang cepat di dunia kerja menjadikan pengetahuan dan apa yang kita proteksi tak ada artinya.  

Pada umumnya SDM tidak akan melakukan peningkatan kapasitas, kecuali bila dikirim untuk pelatihan yang dibayar lembaga tempat bekerja atau mendapatkan bea siswa dari lembaga eksternal. Ini tentu juga menjadi penghambat. 

Memang pelatihan yang ada masih relatif mahal di kalangan masyarakat. Penetapan harga perlu dipertimbangkan oleh pemerintah. Dukungan dan subsidi mungkin perlu menjadi pertimbangan agar SDM makin meningkat. 

Isu Sektor Pendidikan yang Diselimuti?

Saya melihat isu sistem dan situsi sektor pendidikan di Indonesia cukup serius, namun sering ditutupi seakan tidak ada masalah, atau seakan masalahnya lebih ringan. Namun, berpura pura semua baik tentu akan terus terefleksi pada kinerja pendidikan dan kualitas dan produktivitas SDM di sektor tenaga kerja kita. 

Apa yang disampaikan di atas hanyalah gambaran kecil saja dari kondisi yang ada. Perbaikan sistem pendidikan tentu perlu memasukkan pembelajaran atas berbagai studi dan analisis atas sektor pendidikan yang telah dilakukan di Indonesia maupun di luar Indonesia. Jangan sampai kita jadi katak dalam tempurung tetapi hendak melompati capaian jauh dari batas tempurung itu. 

Pustaka: Satu; Dua; Tiga; Empat; Lima; Enam; Tujuh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun