Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

50% - 70% Sekolah Rusak, Isu Darurat yang Dipinggirkan

29 Juli 2019   16:09 Diperbarui: 30 Juli 2019   08:38 1959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sistem Pendidikan Terbesar ke 4 di Dunia ini Dalam Situasi Darurat!

Persoalan ini tidak bisa lagi dilihat sebagai persoalan pemda. 

Terdapat lebih dari 50 juta anak sekolah yang berada dalam naungan sekitar 300.000 bangunan sekolah. Ini merupakan sistem pendidikan terbesar ke 4 di dunia, bila kita hitung dari jumlah anak sekolah di dalam topografi penduduk Indonesia. 

Dengan posisi Indonesia yang berada di lingkaran cincin api, sekitar 75% sekolah berada dalam risiko terkena bencana gempa, tsunami, angin puyuh, banjir bandang dan lainnya. Artinya, murid sekolah kita ada dalam risiko yang besar bila kita semua tidak bertindak. Dengan kualitas bangunan yang sangat rendah, sekitar 250.000 sampai 400.000 bangunan sekolah ada dalam risiko.

Pak Jokowi, saya rasa Menteri Pendidikan kali ini perlu dipilih dari seseorang yang paham kegawatdaruratan. Ini sudah status darurat pendidikan. Isu zonasi itu penting. Isu gutu honorarium yang tertunda bayar juga penting. Isu bangunan sekolah ini teramat penting. Ini masuk dalam kategori darurat. 

Mohon pilih seseorang yang kreatif dan inovatif dalam menyelesaikan pembangunan yang tepat waktu dan bebas korupsi. Ini artinya pembangunan, perbaikan dan renovasi bangunan sekolah dalam waktu dua tahun. 

Dan, artinya pula, ketika kita bicara Visi Indonesia, ini juga urgen untuk dimasukkan dalam persoalan Sumber Daya Manusia. 

Pustaka : 1) Kilasan Kinerja 2018 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 2) Gempa Halmahera; 3)  Sekolah rusak; 4) Sekolah rusak 2; 5)  Sekolah rusak 3; 6) Sekolah rusak 4

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun