Apapun nama program dan materi yang dicakup, program selalu memasukkan misi yang sama yaitu "Mengakselerasi pengembangan karir menuju posisi pimpinan sejak dini. Memberikan pengalaman berotasi di unit perusahaan yang penting".Â
Gwi Terk Chern : Analogi yang dipakai bagi peserta untuk MT yang sukses adalah seperti mendaki Himalaya sampai ke Mount Everest.Â
Dari analogi itu, ia mengatakan bahwa:
- Peserta bisa jadi satu dari ratusan orang yang meninggal di Mount Everest karena ketika tanpa strategi maka peserta akan putus di jalan tanpa hasil. Jadi, seberapa milenial punya ketetapan hati untuk mencapai puncak adalah menjadi penting.Â
- Peserta bisa kehabisan enerji dan dalam cuaca buruk. MT adalah program yang kompetitif dan ketat. Bila tak mampu mengelola enerji untuk melewati program, maka peserta akan kehabisan tenaga. Sebagai peserta MT, mereka harus aktif berdiskusi, punya inisiatif dan memiliki kecerdasan emosi yang tinggi.Â
- Peserta yang tidak memiliki target antara akan membuat pendaki tak tahu mana puncak gunungnya. Peserta yang tidak paham jarak dan keseluruhan program dan membuat target antara maka akan kehilangan arah untuk mencapai akhir program.
Cara Optimalkan MT?
Jadi, apa syarat milenial agar mendapat manfaat optimal dari MT?Â
Pertama, milenial punya ketetapan hati dan determinasi yang kuat untuk menjalani program dan menyelesaikan dengan tuntas.Â
Kedua, milenial harus aktif dan terbuka untuk berdiskusi, punya inisiatif dan memiliki kecerdasan emosi yang tinggi.Â
Ketiga, milenial memahami cakupan keseluruhan program dan menetapkan target antara yang harus dicapai serta memiliki MT.
Keempat, terdapat hubungan atau konektivitas. Ini terkait konektivitas antar program maupun hubungan antara manusia yang ada dalam tim. Adalah penting untuk memilih kelompok mana yang dipilih. Kelompok yang memiliki rencana jelas akan membantu dinamika pemecahan masalah.Â
Kelima, peserta MT mengoptimalkan perilaku atau personaliti yang baik, keterampilan yang dimiliki dan didapat serta pengetahuan yang dibangun dan dikembangkan. Milenial perlu jadi 'Problem solver' bukan 'Problem maker'. Â Jadi, bila milenial memiliki syarat syarat keberhasilan di atas, mengapa tidak?
Pustaka: Coca Cola, Loreal, Shell, Unilever, Mengapa Perlu?, Mengapa Tidak Perlu?, SurvaiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H