Pengalamannya memang bukan kitab suci. Justru, pengalamannya bergumul dalam perdebatan batin akan kebenaran akan norma yang ia yakini, di samping realitas yang ia hadapi adalah kisah manusia yang saya belajar banyak.
Keihlasan Gandhi melepas semua predikat kebesaran dan status, untuk merasakan apa yang dialami orang yang papa, menjadikan hati, pikiran dan badannya bersatu dalam perbuatan. Ini yang ia sebut bahagia karena ketiganya dalam harmoni.
Gandhi mengatakan bahwa baju atau pakaian yang merupakan simbol agama yang dianut dan dipakai sebagai alat untuk menunjukan superiotas agama tertentu adalah perlu untuk dibuang jauh, karena itu semua tidak menempatkan agamanya pada posisi terhormat.
Apa yang disebut sebagai baju, bagi Gandhi adalah simbolik. Apa yang menjadi status dan kebendaan dan dipergunakan sebagai alat untuk patokan superioritas manusia atas manusia lainnya bukanlah sesuatu yang mulia di mata Tuhan.
Ini renungan terdalam saya selama saya duduk di kendaraan dalam kemacetan Jakarta.
Masih ada satu hari lagi menuju akhir pekan dan masih ada pekerjaan yang harus saya selesaikan.
Selamat sore, kawan kawan.
Pustaka :Â 1) The Other Pair; 2) M.K Gandhi, An Autobigraphyour, the Story of My Experiments with Truth.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H