Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Gaya Hidup Nomaden: Dari Masa Prasejarah, Zaman Modern, hingga Era Milenial

10 Juni 2019   08:50 Diperbarui: 11 Juni 2019   07:15 4048
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilusteasi generasi milenial belerja flexible dan bergaya hidup nomad (Flexjob.com)

Buku ini sangat menarik karena mencatat sisa keberadaan kelompok masyarakat Nomaden yang mulai bertransformasi, dan sebagiannya berdagang dengan masyarakat luar, atau malah telah sama sekali meninggalkan gaya hidup nomaden.

Dalam pemahaman kehidupan modern, kelompok masyarakat yang hidup secara nomaden dianggap tinggal di wilayah 'terra incognita', tanah tak dikenal yang biasanya berada di pedalaman.

Gaya Hidup Nomaden di Dunia 

Kelompok nomaden dari masyarakat Dayak Punan tidak hidup sendiri. Masih terdapat masyarakat nomaden yang berada di berbagai wilayah di dunia, baik di Afrika, Amerika Latin dan Asia Selatan.

Kelompok masyarakat Badawai atau Badui, misalnya, hidup di wilayah gurun Katapesh di jazirah Arab. Nama masyarakat ini yang berarti 'penghuni gurun' diperkirakan merupakan kelompok Nomad terbesar, yaitu sejumlah sekitar 21 juta orang Badawi.

Mereka hidup dari beternak kambing dan unta. Mereka bergerak dari satu wilayah ke wilayah lain untuk mencari sumber air dan sumber kehidupan untuk bertahan. Disebutkan bahwa mereka menggunakan bahasa Arab yang 'tua' atau dianggap asli.

Di wilayah perbatasan Alaska Amerika Serikat dan British Columbia di Kanada masih terdapat kelompok masyarakat Tingit.

Seperti masyarakat nomad lain yang juga berkurang jumlahnya, jumlah masyarakat kelompok Tingit berkurang menjadi sekitar 15.000 orang. Persoalan tidak bertahannya mereka dari penyakit menjadi penyebab berkurangnya jumlah masyarakat ini.

Kelompok masyarakat ini bertahan hidup dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan yaitu ikan, anjinglaut, rumput laut, buah buahan seperti berri dan tanaman hutan lain.

Di Afganistan juga dikenal kelompok masyarakat orang Kochi. Mereka adalah sekelompok penggembala sekaligus pengembara yang tinggal di Afghanistan. Saat inidiperkirakan terdapat 2,4 juta anggota suku Kochi, yang sekitar 1,5 juta di antaranya diperkirakan masih mempertahankan gaya hidup nomaden secara purna.

Kelompok Kochi Afganistan ( Robert J Gallbraith)
Kelompok Kochi Afganistan ( Robert J Gallbraith)
Orang Kochi hidup dengan beternak domba dan kambing dan menjual daging dan wol serta produk susu untuk ditukar dengan produk lain keperluan hidup mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun