Tentu harapan besar dari program ini bukan hanya menjadikan kisar sebagai artefak tetapi tetap dipergunakan oleh perempuan karena teknologi ini selain ramah lingkungan juga sangat dikenal perempuan dayak setempat.
Rekoleksi Partisipatoris Pengetahuan Bakau di Tanjung Batu, Berau, Kalimantan Timur
Dalam proses pemetaan dan rekoleksi partisipatoris atas pengetahuan bakau itu, terdapat 21 orang, 9 perempuan dan 12 laki laki yang mewakil PKK, pengelola eko wisata bakau, kelompok muda dan kelompok perempuan dari suku Dayak dan pendatang. Mereka melakukan rekoleksi apa yang mereka pahami tentang pengelolaan bakau di area terpencil di Kalimantan Timur.
Dari proses rekoleksi diicatat bahwa laki-laki lebih memahami tentang varitas bakau. Karakteristik di tiap varitas, termasuk varitas yang tumbuh terpencil. Pemahaman tentang varitas bakau di wilayah terpencil yan ghanya dipahami laki laki ini dapat dimaklumi karena mereka lebih punya mobilitas dibandingkan dengan kelompok laki lakinya.Â
Namun, pengetahuan tentang bagaimana bakau dimanfaatkan dan diproses sebagai sirup dan bahan kosmetik lebih dimiliki dan dipakai oleh perempuan, khususnya yang muda usia.
Pengetahuan yang yang dimiliki masyarakat lokal, baik perempuan maupun laki laki di atas dinilai penting dalam memperkaya program pengembangan ekowisata bakau di wilayah Tanjung Batu dan Semanting.
Juga dalam kegiatan ini, perempuan diidentifikasi punya peran penting dalam pengolahan produk ikan dan juga dalam hal pengembangan budaya karena perempuan tertarik untuk mendokumentasikan pengetahuan bakau.
Tikar dari Rumah Betang Sungai UtikÂ