Pernikahan sedarah ini khususnya dilakukan untuk memastikan keberlangsungan suku dan keaslian tradisi yang masih dianut. Sepupu perempan tidak dilamar, tapi dilarikan/diculik. Kawin culik ini yang kemudian dikenal sebagai Merarik.Â
Terdapat argumentasi yang mengatakan bahwa Merarik meninggikan posisi perempuan karena niatannya mendudukkan perempuan pada posisi dihargai dan 'diculik' dengan heroisme kaum laki laki. Namun perlu dipahami bahwa dampak ketika kita menghirung untung rugi suatu budaya atau kebijakan, yang perlu diperhitungkan adalah dampaknya bagi perempuan, dan bukan pada niatannya.Â
3. Poligami Biasa di Kalangan Masyarakat Sade.
Laki laki Sade bisa kawin lebih dari satu perempuan. Artinya, poligami adalah biasa. Penculikan sepupu juga biasa terjadi di antara para sepupu yang satu dan yang lain. Saya menemui Resti, seorang perempuan muda berumur 17 tahun yang sudah menggendong anak ke 2. Ia juga menikah melalui Merarik yang dilakukan oleh sepupunya.Â
Sayang sekali agak sulit saya berkomunikasi dengan Resti. Sedikit perempuan Sade yang dapat berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia. Apa yang diaalami Resti nampaknya juga dialami banyak gadis di dusun ini. Saya bertemu dengan beberapa perempuan muda yang telah menggendong anak anak dan bayi.Â
Terbayang di kepala saya bagaimana mereka menikah sebagai anak anak, tanpa pendidikan yang memadai. Mereka seakan mesin produksi yang dikendalikan oleh sistem yang bernama perkawinan. Memang, data Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan dan BPS untuk periode 2008 sd 2014 menunjukkan prosentasi perkawinan anak di wilayah Lombok adalah satu dari beberapa wilayah Indonesia dengan nilai tertinggi (25,7%) di bawah Sulawesi Barat (37,3%). Ini tinggi. Artinya, 1 dari 3 perkawinan adalah perkawinan anak.Â
Apakah demi keaslian budaya dan murninya keturunan harus dilakukan dengan mengorbankan generasi? Sampai kapan mereka bertahan tanpa pendidikan memadai. Ini adalah 'mengkonservasi' budaya menjadi bagian dari upaya bertahan hidup atas nama pengembangan wisata budaya, jelasnya ekonomi.
4. Perempuan Dibuang bila Salah Menetapkan Mahar.
Terdapat persoalan pelik lain dalam pernikahan Sasak ini. Meminang gadis di luar dusun Sade artinya membayar mahar, minimal Rp 20 juta untuk harga seekor kerbau. Bila 2 ekor kerbau yang dijadikan mahar, artinya laki laki harus membayar Rp 40 juta. Sementara, 'menculik' sepupu atau Merarik hanya memerlukan dana maksimal Rp 2,5 juta.Â