Ketiga, akses masyarakat pada berbagai kegiatan peningkatan kapasitas terbatas.Â
Keempat, kasus perkawinan anak tinggi. Kami menemukan banyak anak perempuan sudah punya anak pada usia antara 12 sampai 17 tahun. Artinya, pendidikan merekapun tentu tidak sampai lulus SMP.
Nampak sekali terdapat kesenjangan status ekonomi dari masyarakat asli dengan masyarakat pendatang di wilayah ini. Ini tentu perlu menjadi bahan pemikiran mengingat kasus konflik yang serius pernah terjadi di wilayah ini pada 2001. Ribuan orang menjadi korban. Ketika kami melakukan diskusi informal, mencuat ungkapan ungkapan berpotensi konflik ada di antara masyarakat.Â
Misalnya, elit desa yang pada umumnya pendatang. Kemudian, terdapat isu perebutan pacar di antara suku yang berbeda. Yang terbanyak adalah kasus konflik lahan. Kasus konflik ini mungkin dianggap kecil, namun bisa menjadi potensi konflik yang lebih besar.
Di wilayah Tanjung Batu di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, misalnya, kami melihat ekowisata Bakau yang indah dengan populasi Bekantan di hutannya telah dikembangkan oleh Javlec Indonesia. Lokasinya bersisian dengan tujuan wisata pulau Derawan. Namun, wilayah bakau ini sempat didiskusikan punya potensi konflik karena wewenang koordinasi hutan bakaunya berpindah dari kabupaten menjadi provinsi. Transisi kewenangan ini merisaukan. Di wilayah Berau cukup banyak tereksploitasi untuk pertambangan batu bara. Ini mengingatkan kita pada film 'Sexy Killer'.Â
Di daerah Teluk Sulaeman dan Teluk Sumbang di Kalimantan Timur, kami juga melihat kehidupan masyarakat asli yang "terdesak" keberadaan kebun kelapa sawit. Pembukaan jalan untuk pembangunan pabrik semen di wilayah ini lebih menekan wilayah hutan masyarakat suku Dayak Basap. Air sungai keruh dan para perempuan harus cari sumber air baru. Ini saya tulis dalam artikel ini.Â
Pada saat yang sama, terdapat kekhawatiran apa yang tersisa adalah berada pada lingkup kecil, menjadi semacam artefak. Beberapa meter dari kehidupan Sungai Utik, kami digelar dengan kehidupan yang amat berbeda berbentuk modernitas yang kurang tertata. Pestisida kimia dalam pertaniannya juga dipakai. Jadi, ada dualisme kehidupan di sekitar area ini.Â
Secara komersial, usaha dagang India Belanda atau Vereenighde Oost-Indische Compagnie (VOC) bersaing dengan Inggris dan Portugis untuk mengekstrasi sumber daya alam pada 1602.