Program-program ini tentu membawa pengaruh pada kualitas bentang alam di pulau Kalimantan. Apalagi tanah di pulau ini dikenal berlapisan hara 'kurus', tidak sesubur seperti tanah di Jawa.Â
Namun, sayang sekali, proses modernisasi dinilai tidak meningkatkan kemajuan masyarakat Kalimantan seperti yang terjadi di pulau lainnya.Â
Pengetahuan modern melalui pendidikan dinilai terlambat masuk. Sementara transmigran dari Jawa, Bali, dan Madura adalah masyarakat pertanian termiskin yang tidak menularkan ilmu pengetahuan. Ini menjadikan kualitas sumber daya manusia di Kalimantanpun tertinggal.
Kekayaan Budaya di Antara Ketertinggalan Masyarakat Asli KalimantanÂ
Sampai dengan masa Orde Baru, pemerintah kurang memperhatikan kepentingan suku Dayak. Sedikit sekali masyarakat Dayak yang menjadi PNS, apalagi menjabat posisi penting di kantor pemerintah.Â
Barulah pada masa reformasi, ketertinggalan mulai dibongkar oleh Otonomi Daerah dan pemekaran kabupaten. Warga Dayak mulai mengisi ruang kebutuhan sumber daya manusia di banyak perkantoran, universitas dan di perusahaan perusahaan.
Sejatinya, banyak wilayah Kalimantan yang kaya akan sumber daya alam. Apakah itu tambang minyak, tambang batu bara, ataupun lahan sawah yang tumbuh sangat baik. Belum lagi berbagai spesies ikan di sungai sungainya. Juga kekayaan fauna langka seperti Bekantan dan Orang Utan. Namun, tingkat kesejahteraan masyarakat asli masih perlu mendapat perhatian.Â
Kesenjangan tingkat sosial ekonomi masyarakat perkotaan Kalimantan dengan wilayah Indonesia lainnya mungkin tidak terlalu menyolok. Namun peta Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2018 menunjukkan bahwa Kalimantan Barat masih tertinggal dibandingkan dengan Kalimantan yang lain. Ini bisa dilihat dari warna warna kuning pada peta. Juga tingkat pendidikan dan kesehatan masyarakat Dayak masih perlu ditingkatkan.Â
Pada bidang pendidikan, misalnya, rata-rata lama sekolah masyarakat Kalimantan Timur adalah 9,48 tahun pada 2018, sementara di Kalimantan Barat adalah 7,12 tahun.
Di tingkat lapang kita bisa menemukan hal hal yang mengindikasikan kesenjangan. Ketika saya bersama sahabat kerja saya, dik Dati Fatimah, melakukan penelitian dalam rangka meningkatkan opsi kematapencaharian masyarakat yang hidup di wilayah gambut di Kalimantan Tengah, dan juga di pekerjaan yang lain di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat, kami menemukan beberapa hal.
Kedua, akses penduduk asli terhadap fasilitas infrastruktur dan transportasi masih terbatas sehingga sulit untuk memasarkan produk pertaniannya.