Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Pejantan Mati Pasca Bulan Madu, tapi Madu Bisa Abadi di Puncak Piramida

2 April 2019   22:09 Diperbarui: 25 April 2019   13:36 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia merupakan penghasil madu hutan yang berkualitas baik. Kebutuhan madu di Indonesia cukup tinggi, mencapai 3.600 – 4.000 ton per tahun. Sementara, produksi madu di tanah air hanya 1000 – 1.500 ton per tahun (Teguh Muslim). Artinya, Indonesia masih membutuhkan banyak madu, karena kesenjangannya adalah sekitar 70%, yang saat ini dipenuhi dari impor.

Sebagian besar produksi madu Indonesia berasal dari alam (hutan), membuat usaha perlebahan dan madu di Indonesia masih tergantung dari hasil alam (hutan). Madu hutan ini ada di sebagian Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, NTT dan NTB. Meski potensinya besar, sayang sekali di Kalimantan Timur terdapat produksi madu hutan yang belum dikelola dengan baik.

Banyaknya pohon inang, Koompassia excelsa yang tersebar di berbagai wilayah Kalimantan Timur yang menjadikan wilayah ini punya potensi tinggi tersebut. Yang perlu diingat, rusaknya hutan akan mengakibatkan rusaknya habitat lebah madu.  Untuk itu, konservasi perlu dilakukan. Dalam prinsip ekologi, konservasi habitat berarti mengonservasi hutan beserta isinya. Tidak bisa sepotong sepotong. 

Dengan berjalannya waktu dan karena persoalan lingkungan, di beberapa tempat lain di dunia, misalnya di Amerika, petani lebah mulai merasakan makin sedikitnya koloni lebah di hutan. Ini bisa disebabkan oleh makin berkurangnya jumlah anak lebah. Perubahan iklim, badai, temperatur udara, dan pestisida diduga berkontribusi pada situasi ini. Hal ini menjadi kekuatiran para ahli lingkungan.

Dengan kekayaan Indonesia akan lebah hutan ini, maka sebetulnya menjadikan alasan kuat bahwa kita perlu memelihara hutan kita. Dengan demikian, kita bisa memiliki hutan dan sekaligus madu yang lestari. Seperti daya tahan madu yang (nyaris) abadi. Kita bisa katakan dengan pasti "It is not only diamonds that are forever, but honey are last forever too".

Pustaka : 1) Madu Abadi ; 2) Sejarah Madu; 3) Lebah Pejantan; 4) Madu dalam Alquran, 5) Studi Lebah, 6) Madu di Piramida

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun