Jadi, siapa sih yang mengumpulkan madu? Pencari madu adalah lebah pekerja. Lebah pekerja yang berjenis kelamin betina ini tugasnya mengumpulkan serbuk sari dan nektar.
Madu merupakan produk hasil pengolahan makanan nektar yang dimuntahkan kembali dari dalam tubuhnya dan disimpan dalam sarang lebah untuk makanan cadangan. Makanan madu ini juga untuk larva dan pupa.Â
Terkait bagaimana lebah mengumpulkan madu, Kompasianer Andi telah menuliskan lengkap pada artikel ini.Â
Lebah pejantan merupakan anggota koloni dalam sarang lebah selain ratu lebah dan lebah pekerja. Tugasnya hanya mengawini ratu lebah dalam melestarikan koloni sarang lebahnya.
Ukuran lebah pejantan lebih kecil dari Ratu lebah, tetapi lebih besar dari lebah pekerja. Matanya besar. Ia tak punya pipa penghisap madu dan kantong polen di kakinya, karena tugas mencari nektar adalah tugas lebah pekerja. Ia pun tak punya sengat. Ia disuapi makan oleh lebah pekerja dan hanya makan dan tinggal di sarang lebah. Kerjanya ringan ringan saja, misalnya ia membersihkan rumah dari kotoran. Ia keluar kamar hanya ketika membuahi Sang Ratu.
Agar mampu mengawini sang Ratu, bagian dada lebah pejantan dilengkapi dengan otot yang kuat, mata yang besar dan alat kelamin yang spesial, dengan batang zakar sangat besar. Dan, setelah perkawinan berlangsung, lebah jantan akan mati karena pangkal batang kelaminnya tertinggal pada ratu lebah. Ia kehabisan tenaga setelah kawin dan abdomennya pecah ketika berusaha memisahkan diri dari ratu lebah. Waduh!
Hanya ada satu lebah pejantan yang dapat mengawini ratu lebah dan itu cukup untuk membuahi sekitar 20 juta telur setelah kawin. Sementara lebah jantan yang tidak dapat mengawini Sang ratu akan diabaikan oleh semua penghuni sarang.
Saat musim paceklik, lebah pejantan diusir oleh lebah pekerja. Kalaupun ia kembali ke sarang, maka ia akan diserang oleh lebah lain hingga mati. Sementara masa hidup lebah pejantan hanya 4 sampai 6 minggu, Ratu lebah dapat bertahan selama kurang lebih 3 tahun. Makanan Sang Ratu adalah sari madu (royal jelly). Pantas ia panjang umur :).Â
Relasi relasi kuasa, sosial dan pemilahan secara biologis ini memastikan keseimbangan ekosistem koloni lebah terjaga, meski dengan cara brutal.
Madu Hutan Indonesia dan Kelestariannya
Jangan berkecil hati bila kisah madu Indonesia baru ditulis pada abad 18. Catatan tentang adanya peternakan madu baru ada pada tahun 1860 ketika Dr D Horst menuliskan tentang madu hutan di Bandung dan Lampung. Sementara itu, terdapat tulisan oleh Balpe (1879) soal madu di Purworejo. Pernah dikabarkan bahwa seorang peternak lebah dari Belanda, Rijken, membawa lebah madu unggulan dari Eropa ke Indonesia pada 1941. Ternyata banyak lebah itu mati.Â
Indonesia memiliki banyak lokasi hutan yang menghasilkan lebah madu. Madu hutan dihasilkan oleh lebah apis dorsata yang berasal dari India. Ini merupakan lebah terbesar, dengan ukuran sekitar 1 sampai 2,5 sentimer dan merupakan lebah madu Asia yang paling produktif. Spesies ini berkembang di 80% kawasan hutan tropis di Indonesia. Madu lebah hutan ini juga ada di Philipina, India, dan Nepal. Uniknya, lebah ini tidak terdapat di luar Asia.Â