Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Lupakan Hampir Sejuta Pengungsi!

30 Maret 2019   11:33 Diperbarui: 31 Maret 2019   05:52 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

6. Keutuhan keluarga terganggu. Bagaimanapun tinggal di tenda tidaklah senyaman tinggal di dalam rumah masing masing penyintas. Kasus hubungan yang tidak harmonis antara suami istri yang berada di pengungsian sering terjadi. Privasi suami istri tentu hilang di pengungsian. 

Terdapat beberapa kasus dilaporkan bahwa laki laki terpaksa melakukan hubungan suami istri di semak semak dekat tenda pengungsian. Juga studi menunjukkan peningkatan kasus penyakit seksual yang menular, seperti sifilis, karena suami 'jajan'. 

Memang terdapat lembaga yang menyediakan 'tenda asmara' bagi penyintas. Namun, ini aneh. Bahkan terjadi anak anak menonton dan merekam hubungan suami istri itu. Say akira, ini gila! 

7. Kekerasan terhadap perempuan dan anak. Kekerasan, termasuk kekerasan seksual terhadap perempuan dilaporkan oleh pengungsi pasca Lombok(Lombok Utara dan Lombok Barat). Ini juga dilaporkan terjadi pada saat bencana Tsunami Aceh pada 2004. Kok ya terpikir untuk menggagahi perempuan ketika ada bencana. Kotor sekali otak itu.

8. Mandegnya kegiatan ekonomi keluarga. Studi dan pengamatan warga penyintas yang tinggal di tenda pengungsian pada umumnya memerlukan waktu lama untuk kembali bekerja. Bahkan cukup banyak penyintas yang tidak bisa kembali ke pekerjaannnya karena lahan pertanian dan kebun yang rusak setelah bencana. Artinya, potensi pengungsi mengalami kemiskinan menjadi tinggi.

HUNIAN SEMENTARA (HUNTRA) SEBAGAI SALAH SATU OPSI DAN SOLUSI

Untuk itu, pembangunan hunian sementara atau Huntara sering dianggap sebagai solusi sementara yang efektif karena penyintas dapat segera memulai kembali kehidupan keluarga dan ekonominya. Juga Huntara mencegah adanya kasus kekerasan terhadap perempuan. 

Selain itu, penyakit penyakit massal seperti sakit mata, batuk pilek, penyakit kulit dan lain lain dapat dicegah menular luas. Ini merupakan bagian dari hasil studi yang saya lakukan bersama Gema Alam NTB untuk pasca bencana Lombok di tahun 2018. 

Layanan kesehatan tidak bisa berhenti pada layanan di fasilitasi kesehatan. Sudahlah, pengungsi tidak berani atau enggan meninggalkan tenda pengungsian. Pembelajaran yang lalu mestinya cukup untuk membuat keputusan bahwa kita terlalu berasumsi bahwa pengungsi dan penyintas mau mendatangi fasilitas kesehatan. 

Mereka akan menghitung uang transport dan biaya ekstra, Belum lagi, tak semua memiliki kartu BPJS. Saya sering geregetan pada pikiran orang kota dan Jakarta bahwa kehidupan penyintas di wilayah bencana itu sesuatu yang normal.

Dalam kasus Papua, selain terdapat pengungsi banjir bandang Sentani, terdapat pula pengungsi karena adanya konflik bersenjata di Nduga. Dilaporkan bahwa lebih dari 200 anak sekolah terancam tidak dapat mengikuti ujian nasional. Ini juga perlu jadi perhatian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun