Sementara itu, faktor faktor yang menyebabkan perubahan atmosfir adalah tekanan udara, temperatur, kelembaban, kecepatan dan arah angin. Secara bersama, mereka menentukan cuaca akan seperti apa, pada suatu saat di suatu lokasi.
Bagaimana dengan iklim? Cuaca mengacu pada situasi atmosfir pada jangka pendek. Sementara, iklim mengacu pada kondisi cuaca dalam jangka panjang di suatu tempat. Wilayah yang berbeda dapat memiliki iklim yang berbeda.Â
Untuk mendeskripsikan iklim, kita bisa menyampaikan tentang rata rata temperatur pada musim yang berbeda, bagaimana kecenderungan tiupan angginya, seberapa banyak curah hujan dan juga seberapa ketebalan dan lamanya salju. Kita bisa melihat ini dalam periode tertentu, misalnya dalam 30 tahun.
Ini juga sering disebut sebagai efek rumah kaca. Uap yang terperangkap di atmosfer kemudian mempengaruhi ekosistem, meningkatkan permukaan air laut, mengakibatkan cuaca ekstrim, dan kekeringan.
Meningkatnya kejadian kejadian ekstrim telah dicatat membawa kerugian, seperti pada contoh yang dihadapi petani gula kelapa di wilayah Danau Sampit. Erik Franklin, pakar perubahan iklim dari Lembaga Biologi di Universitas Hawaii, Amerika Serikat, menyebut setidaknya empat bencana yang dapat terjadi karena perubahan iklim. Mereka adalah kelombang panas, kebakaran hutan, hujan lebat, dan ombak besar yang menghantam kawasan pantai.Â
Sementara itu suatu peneitian yang dilakukan  Bobby Corrigan, seorang pakar tikus dari Cornell University, Amerika Serikat menyebutkan  bahwa terdapat peningkatan populasi tikus yang disebabkan oleh perubahan iklim. Kenaikan suhu global sebesar 2 derajat Celcius pada akhir akhir ini mendorong berkembang biaknya tikus dengan lebih cepat.Â
"Hewan pengerat seperti tikus memiliki masa kehamilan yang sangat cepat, yaitu 14 hari. Tikus juga hanya membutuhkan waktu satu bulan setelah dilahirkan untuk bereproduksi. Ini artinya, satu tikus hamil dapat menghasilkan 15.000 hingga 18.000 tikus baru dalam waktu kurang dari satu tahun. Perubahan iklim ternyata tidak hanya berdampak pada bentang alam kita, tetapi juga dapat menyebabkan ledakan populasi tikus.".Â
Ilmuwan memprediksi bahwa atmosfer yang makin panas dapat menahan kelembaban, dan karenanya curah hujan meningkat sekitar 7% untuk tiap derajat celcius dari temperatur yang meningkat. Ukuran ukuran persis dari dampak ini secara global masih sulit untuk dipresentasikan. Namun demikian, hitungan volume curah hujan meningkat sekitar 1 sd 2% per peningkatan temperatur.