Ribuan Keluarga Penyintas di Lombok, Palu dan Donggala Masih ada di Tenda
Masih ingat gempa Lombok dan Palu yang terjadi di tahun 2018? Laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada akhir 2018 adanya 515 orang meninggal, 431.416 orang luka luka, dan 76.765 rumah hancur di Lombok.Â
Sementara itu, 2.101 orang korban meninggal, 1.373 orang hilang, 2.549 orang luka berat, 8.130 luka ringan dilaporkan di Sulawesi Tengah. Sementara 1.724 gedung sekolah hancur total, 206.219 orang menjadi pengungsi, tanpa rumah kediaman.
Catatan empiris atas gempa Lombok menunjukkan bahwa sekalipun bencana sudah berlangsung 5 bulan atau lebih, masih banyak masyarakat penyintas yang masih tinggal di pengungsian.Â
Di Aceh, pada Desember 2017 atau 13 tahun sesudah peristiwa Tsunami, media massa masih melaporkan adanya penyintas yang masih tinggal di tenda pengungsian.Â
Pertama, hal ini karena mereka belum memiliki rumah tinggal. Pengalaman menunjukkan, dibutuhkan waktu antara 6 sampai 12 bulan bagi penyinyas untuk bisa membangun hunian permanen. Kedua, karena penyintas masih trauma berat dan belum berani untuk tinggal di dalam rumah. Terlebih lagi, gempa Lombok masih terus dirasakan bahkan sampai akhir tahun 2018. Sementara di Palu, masih banyak pengungsi masih di tenda pada akhir Februari 2019 atau 5 bulan setelah bencana.
Tinggal di tenda pengungsian terlalu lama pada realitanya tidak memberikan keamanan dan kenyamanan. Coba kita dengar pengalaman penyintas dari wilayah Sembalun, Lombok Timur "Ketika siang hari, kami kepanasan di dalam tenda. Sementara, di malam hari kami kedinginan karena suhu di sini sampai sekitar 9 C. Karena musim hujan masih ada sampai dengan Februari ini, tenda kami kebanjiran. Sampah di mana mana. Lalat masuk tenda dan kami kerepotan menyimpan makanan agar tidak dihinggapi lalat".Â
Penyintas juga melaporkan alami penyakit penyakit menular massal seperti penyakit mata, batuk pilek dan penyakit kulit seperti scabies. Bahkan berbagai persoalan sosial bermunculan. Studi di Lombok dan Sulawesi Tengah menunjukkan bahwa kelompok perempuan dan anak anak terekslusi atau tersingkirkan dari berbagai layanan dan kegiatan di pengungsian.
Di Lombok Utara dan di Lombok Tengah bahkan dilaporkan adanya kasus pelecehan, kekerasan seksual, dan bahkan perkosaan terjadi di dalam tenda. Hal ini tentu jelas helas telah melanggar hak asasi manusia. Aksi nyata harus dilakukan segera untuk menyetop kejadian kejadian tersebut.Â
Urgen: Huntara Terintegrasi dengan Layanan Kesehatan dan 'Trauma Healing'!Â
Hunian sementara atau Huntara yang terintegrasi dengan layanan kesehatan dan 'trauma healing' merupakan kebutuhan mendesak penyintas. Â Huntara yang integratif akan memfasilitasi pengidentifikasian, implementasi dan pemantauan kebutuhan penyintas akan layanan kesehatan dan 'trauma healing' untuk penyintas dapat diberikan dengan lebih baik.Â
Huntara yang dimaksud adalah Huntara yang memperhitungkan faktor kebiasaan masyarakat setempat dalam bertempat tinggal, baik dalam hal lokasi, desain, ukuran maupun bahan baku akan sangat bermanfaat bagi penyintas. Pengalaman menunjukkan bahwa masyarakat penyintas biasanya menghendaki lokasi Huntara berada di atas tanah di lokasi bekas rumahnya yang hancur. Dengan demikian, Huntara mereka akan ada di atas tanahnya sendiri atau tanah yang telah dihibahkan atau dipinjamkan kepada mereka.Â
Huntara ini dapat berkembang menjadi rumah tumbuh. Penerima Huntara akan turut bertanggung jawab untuk bersama sama merencanakan, membangun dan merawat Huntaranya karena Huntara itu adalah miliknya dan dibangun di atas tanahnya.Â
Dengan adanya Huntara, masyarakat dapat terlindung dari bahaya dan risiko banjir yang melanda beberapa wilayah pengungsian di Lombok dan Sulawesi Tengah. Huntara juga dapat membantu penyintas untuk dapat segera bangkit dan melanjutkan hidup mereka dan membangun kembali keluarganya.
Secara khusus, Huntara akan melindungi perempuan, anak anak, lansia dan mereka yang memiliki disabilitas, mengingat mereka adalah kelompok yang paling rentan dan menjadi korban pertama pada saat bencana alam terjadi. Pada akhirnya. Huntara dapat menjadi media untuk mewujudkan kesejahteraan penyintas melalui upaya pengembangan ekonomi penyintas yang sempat porak poranda karena bencana. Pendekatan yang integratif ini telah terbukti efektif dilakukan di beberapa wilayah pasca bencana di Lombok Timur.Â
Untuk menjawab kebutuhan itu, Yayasan Allianz Peduli berencana untuk membangun Huntara dengan toilet individual di masing masing hunian untuk keluarga penyintas di Palu, Donggala, dan Lombok. Targetnya adalah membangun 1.000 unit Huntara. Adapun biaya pembangunan Huntara itu adalah Rp 17 juta per unit. Ke 1000 Huntara akan disalurkan kepada 1.284 keluarga penyintas, 748 keluarga di antaranya adalah mereka yang hancur rumahnya dan  mereka masih tinggal di tenda pengungsian di Lombok, Palu serta Donggala.
Untuk merealisasikan target 1.0000 itu, Yayasan Allianz Peduli akan menyelenggarakan suatu konser "Lifechanger Concert' yang akan diselenggarakan pada hari Sabtu, 9 Maret 2019 di Allianz Ecopark, Ancol, DKI Jakarta. Hari itu bertepatan dengan Hari Musik Nasional. Acara akan diselenggarakan sejak jam 14.00 sampai 24.00. Konser akan menghadirkan 30 musisi lintas jaman, seperti Andra Ramadhan & Deddy Lisan, Aqi Singgih, Ardhito Pramono, Audrey Singgih, Delia, Endah 'N Rhesa, Hanin Dhiya, Harvey Malaihollo, Lucky Idol, Miki Idol, Nania Idol, Rendy Pandugo, Rieka Roslan & Reza The Groove,Soulvibe, Teddy Adhitya, The Soulful, Vina Panduwinata. Bila Ruth Sahanaya, Titi DJ dan RAN, serta Peter Pan adalah penyanyi favorit anda, anda juga boleh berdoa dan berharap agar mereka bergabung untuk bergabung sebagai musisi kemanusiaan. Siapa tahu, kan?!
Bagaimana Caranya?
- Tersedia 5.000 tiket konser musik yang masing masing dapat anda beli dengan Rp 350.000 sampai Rp 1 juta, tergantung kelas yang anda pilih. Seluruh hasil penjualan tiket konser akan disumbangkan untuk membangun Huntara, yang memiliki toilet individual di masing masing hunian serta membantu penyintas untuk mendapatkan layanan 'trauma healing'. Untuk penjelasan lebih lengkap dan info pembelian tiket, silakan cek tautan ini https://jfp.events/custompage/tickettype/lcc
- Anda bisa membeli barang barang 'preloved' memorabilia milik musisi atau pekerja seni lain. Barang-barang tersebut tentunya telah dipastikan dalam kondisi yang baik dan semua hasil dari penjualan akan didonasikan. Alika Islamadina dan Nyc Tagina dipastikan akan turut berpartisipasi.
Ikuti Konser Interaktif. Anda bisa mendonasikan sejumlah uang, yang dimulai, misalnya dari Rp 500.000 untuk meminta artis untuk memainkan lagu kesukannya. Artis akan membawawakan 3 lagu, dan di lagu ke 3, penonton dapat meminta artis tersebubt untuk memainkan lagu yang disukai dengan berdonasi sejumlah Rp 500,000. Jika ada penonton lain yang ingin lagu favoritnya dimainkan, maka penonton tersebut harus berdonasi dengan nilai lebih tinggi dari penonton sebelumnya. Penonton dengan donasi tertinggi adalah yang berhak lagu favoritnya untuk dimainkan - Pada Konser Interaktif, anda dapat meminta penyanyi untuk menyanyikan lagu kesayangan anda. Untuk itu, anda perlu membayar donasi, misalnya Rp 500.000,- untuk lagu ketiga yang dinyanyikan penyanyi. Namun bila terdapat penonton yang juga menghendaki penyanyi yang sama, maka ia perlu mendonasikan sejumlah uang yang lebih tinggi dari tawaran anda yang pertama. Untuk jelasnya, silakan lihat tautan https://jfp.events/custompage/ticket/donasi/lcc
- Dan, yang menarik, anda dapat pula berbincang dekat dengan para musisi kemanusiaan 'Lifechanger' itu melalui pembelian tiket meet and greet ;
- Secara khusus anda dapat menjadi Adopter dengan cara membeli Huntara seharga Rp 17 juta per unitnya. Untuk itu, anda bisa menyumbang masing masing dengan kelipatan Rp 100.000,- atau anda bisa secara individu atau bersama sama membeli unit Huntara. Secara berkelompok, anda bisa dengan teman teman di kelompok gowes anda, atau teman teman arisan anda sehingga secara kolektif bisa mencapai Rp 17 juta. Tentu saja anda boleh membeli lebih banyak unit Huntara. Sebagai bagian dari akuntabilitas, Allianz akan menerakan nama anda yang memberikan donasi khusus untuk unit pembangunan Huntara dalam bentuk plakat yang akan diletakkan di dinding Huntara serta 2 tiket VIP secara gratis. Plakat tersebut adalah salah satu bentuk akuntabilitas bahwa anda turut serta dalam kerja kemanusiaan ini. Bagaimana plakat mencantumkan nama anda dapat dilihat pada gambar di bawah bab ini. Untuk donasi khusus pembangunan Huntara ini anda dapat melakukan transaksi pada https://jfp.events/custompage/ticket/donasi/lcc
Untuk program ini Allianz Peduli bermitra dengan Java Festival Production dan Habitat for Humanity Indonesia. Habitat for Humanity Indonesia yang berfokus dalam penyediaan hunian bagi keluarga kurang mampu sejak 1997 telah melayani lebih dari 67.000 keluarga di 47 kabupaten di 13 provinsi di Indonesia.
Anda Siap Melakukan Perubahan dan Berdonasi?
Bila anda pecinta musik Indonesia yang peduli pada nasib dan masa depan penyintas bencana Lombok, Palu dan Donggala, hadiri Lifechager Concern. Untuk menyalurkan dukungan dan kontribusi, anda dapat mentransfernya ke rekening Bank Mandiri di bawah ini.
Selamat menjadi 'life changer', perubah kehidupan pengungsi melalui musik Indonesia. Anda melakukan kerja kemanusiaan sambil berdendang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H