Pada 2013 Universitas Mulawarman melakukan survai di hutan Kerangas di wilayah Kalimantan Tengah. Pada survai tersebut ditemukan jejak lebih dari 200 an satwa Orang Utan, disamping monyet bersar ('gibbon'). Ini menunjukkan kekayaan hayati dari hutan Kerangas. Di wilayah Hutan Bawan di Kalimantan Tengah tersebut, disesalkan Hutan Kerangas seringkali terdegradasi karena penebangan dan kebakaran.
Pada saat ini informasi tentang tanaman atau vegetasi Hutan Kerangas yang dapat menjadi obat obatan masih sangat terbatas. Hanya disebutkan secara umum saja bahwa terdapat sekitar 36 vegetasi yang ada di dalam hutan Kerangas. Wawancara dengan penduduk di hutan di wilayah Tanjung Kelanis di di Kalimantan Selatan dan di Kotawaringin Selatan di Kalimantan Tengah menyangkut pengetahuan etnobotani.Â
Menunjukkan bahwa manfaat tanaman yang berada di Hutan Kerangas meliputi antibakteri, antioksidan, antimalaria, antihipertensi, dan anti diabetes. Manfaat lain dari vegetasi hutan Kerangas juga dicatat untuk furnitur atau perabot rumah, tanaman pangan, tanaman untuk penggunaan spiritual, tanaman hias, tanaman pewarna, bahan kerajinan dan kayu bakar.
Beberapa pihak melihat pentingnya mempertahankan kondisi alami dari Ekosistem Hutan Pasalnya masyarakat sering membakar hutan yang dianggapnya 'hanya' sebagai semak. Mereka tidak atau belum paham proses evolusi hutan yang membutuhkan waktu ratusan bahkan ribuan tahun.Â
Padahal vegetasi hutan Kerangas merupakan sumber obat obatan. Mengingat prosesnya yang tidak biasa dan memerlukan waktu evolusi yang lama, kegiatan pemanfaatan hutan Kerangas harus seminimal mungkin dan untuk itu penting untuk mempertahankan kondisi alami darinya.
Di wilayah Kabupaten Belitung Timur, Hutan Kerangas bahkan telah dipromosikan sebagai potensi pariwisata untuk minat khusus. Saya membawa berita di suatu media bahwa tahun yang lalu telah diadakan Ekspedisi di kawasan Konservasi Hutan Kerangas Desa Cendil . Ini tentu suatu model pelestarian yang perlu mendapat perhatian (posbelitung.co 2 Februari 2018).
Tim peneliti dari universitas universitas di 3 provinsi di Kalimantan ini akan mulai mencari jawab atas aspek sosial ekonomi serta gender dari masyarakat di wilayah Hutan Kerangas di Kalimantan Timur. Ini tentu akan memberikan harapan atas jawaban banyak pertanyaan atas apa yang bisa dilakukan untuk melindungi hutan Kerangas ini, agar pemanfaatannya bijaksana dan lingkungan menjadi lestari.Â
Juga akan menarik untuk memahami siap saja di antara masyarakat yang melindungi hutan Perangas, yang merawat dan mungkin mereka yang memiliki kecenderungan merusaknya. Karena terdapat banyak jenis pohon obat obatan, akan menarik memahami siapa yang memiliki pengetahuan obat obatan dair vegetasi yang ada di hutan Perangas.Â
Hutan Kerangas yang tangguh dalam kondisi yang rapuh ini perlu dipahami masyarakat agar perlindungan dan pemanfaatan atasnya menjadi bijaksana senantiasa.Â
Pustaka:
Kantong Semar
Geronggang
Studi Hutan KerangasÂ
Kantong Semat Papua