Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Hutan Kerangas, Ekosistem Rapuh nan Tangguh yang Perlu Dikonservasi

23 Februari 2019   11:25 Diperbarui: 25 Februari 2019   09:57 820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hutan Kerangas (Mongebay.com)

Biji Pohon Cemara Balon (ferrytheexplorer.com)
Biji Pohon Cemara Balon (ferrytheexplorer.com)
Studi menunjukkan bahwa perhatian pada studi sains maupun pelestarian Hutan Kerangas masih sangat terbatas. Dalam banyak hal, komposisi flora di hutan kerangas mirip dengan vegetasi di hutan rawa gambut, meskipun berbeda dari tutupan hutan dataran rendah.

Pada 2013 Universitas Mulawarman melakukan survai di hutan Kerangas di wilayah Kalimantan Tengah. Pada survai tersebut ditemukan jejak lebih dari 200 an satwa Orang Utan, disamping monyet bersar ('gibbon'). Ini menunjukkan kekayaan hayati dari hutan Kerangas. Di wilayah Hutan Bawan di Kalimantan Tengah tersebut, disesalkan Hutan Kerangas seringkali terdegradasi karena penebangan dan kebakaran.

Pada saat ini informasi tentang tanaman atau vegetasi Hutan Kerangas yang dapat menjadi obat obatan masih sangat terbatas. Hanya disebutkan secara umum saja bahwa terdapat sekitar 36 vegetasi yang ada di dalam hutan Kerangas. Wawancara dengan penduduk di hutan di wilayah Tanjung Kelanis di di Kalimantan Selatan dan di Kotawaringin Selatan di Kalimantan Tengah menyangkut pengetahuan etnobotani. 

Menunjukkan bahwa manfaat tanaman yang berada di Hutan Kerangas meliputi antibakteri, antioksidan, antimalaria, antihipertensi, dan anti diabetes. Manfaat lain dari vegetasi hutan Kerangas juga dicatat untuk furnitur atau perabot rumah, tanaman pangan, tanaman untuk penggunaan spiritual, tanaman hias, tanaman pewarna, bahan kerajinan dan kayu bakar.

Beberapa pihak melihat pentingnya mempertahankan kondisi alami dari Ekosistem Hutan Pasalnya masyarakat sering membakar hutan yang dianggapnya 'hanya' sebagai semak. Mereka tidak atau belum paham proses evolusi hutan yang membutuhkan waktu ratusan bahkan ribuan tahun. 

Padahal vegetasi hutan Kerangas merupakan sumber obat obatan. Mengingat prosesnya yang tidak biasa dan memerlukan waktu evolusi yang lama, kegiatan pemanfaatan hutan Kerangas harus seminimal mungkin dan untuk itu penting untuk mempertahankan kondisi alami darinya.

Di wilayah Kabupaten Belitung Timur, Hutan Kerangas bahkan telah dipromosikan sebagai potensi pariwisata untuk minat khusus. Saya membawa berita di suatu media bahwa tahun yang lalu telah diadakan Ekspedisi di kawasan Konservasi Hutan Kerangas Desa Cendil . Ini tentu suatu model pelestarian yang perlu mendapat perhatian (posbelitung.co 2 Februari 2018).

Tim peneliti dari universitas universitas di 3 provinsi di Kalimantan ini akan mulai mencari jawab atas aspek sosial ekonomi serta gender dari masyarakat di wilayah Hutan Kerangas di Kalimantan Timur. Ini tentu akan memberikan harapan atas jawaban banyak pertanyaan atas apa yang bisa dilakukan untuk melindungi hutan Kerangas ini, agar pemanfaatannya bijaksana dan lingkungan menjadi lestari. 

Juga akan menarik untuk memahami siap saja di antara masyarakat yang melindungi hutan Perangas, yang merawat dan mungkin mereka yang memiliki kecenderungan merusaknya. Karena terdapat banyak jenis pohon obat obatan, akan menarik memahami siapa yang memiliki pengetahuan obat obatan dair vegetasi yang ada di hutan Perangas. 

Hutan Kerangas yang tangguh dalam kondisi yang rapuh ini perlu dipahami masyarakat agar perlindungan dan pemanfaatan atasnya menjadi bijaksana senantiasa. 

Pustaka:
Kantong Semar
Geronggang
Studi Hutan Kerangas 
Kantong Semat Papua

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun