Walaupun manusia kehidupannya seperti roda dan berdinamika seperti 'roller coaster', ketika alami rindu ia tidak bisa melepaskannya. Dan rindu tak kenal usia. Tua, muda, remaja dan anak anak merasakan, walau mungkin cara mengekspresikannya berbeda.
Rindu adalah manivestati dari pencarian terus yang tidak berhenti. Orang sering berusaha melupakan rindunya, ternyata sulit berhenti. Lalu, apa saran ahli pada orang yang sedang galau karena rindu? Andy Tix, PhD, dosen dari Department of Psychology dari Normandale Community College memberi saran:
- Ikuti saja rasa rindu itu, karena toh tidak bisa dan tidak mau dilawan. Coba cari sesuatu yang paling menarik minatmu, tentang suatu hobi yang membuat kau lupa waktu, tentang tempat wisata yang sudah lama ingin kau pergi, tentang hal yang membuat kau suka melakukannya, rasakan ketika kau merasa benar benar memiliki rasa kerasan di rumah;
- Terima rasa ketidakpuasan. Rasa rindu membantumu untuk melihat dengan jelas harapan harapan yang terlalu tinggi, keinginan yang tidak mungkin, persoalan yang harus dipecahkan, tetapi menerima apa adanya;
- Melihat sesuatu lebih jauh, mungkin pada religi? Memang rindu tidak selalu hadir bersamaan dengan agama, namun agama dapat membantu meringankan rasa rindu. Dan agama mengajarkan tentang keterbatasn manusia dan kebesaran Tuhan
Sampai di sini, bila masih ada yang galau, kita perlu mengakui bahwa rindu ternyata memang kompleks. Dan kita akan terus mencari jawabnya. Salam rindu.Â
Pustaka :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H