Terdapat beberapa orang yang memproses ikan panggang. Saya bertemu dengan beberapa ibu-ibu dan satu bapak saja. Nampaknya proses pemanggangan ikan didominasi oleh pekerja perempuan.Â
Usaha ini berbasis rumah tangga. Jadi satu keluarga mengelola usaha. Pekerjanya adalah ayah, ibu dan anak. Ada beberapa unit usaha yang memiliki tenaga kerja. Tetapi jumlahnya tidak banyak.Â
Ketika kami datang pagi itu, tidak banyak unit pemanggangan yang sudah memulai kerjanya. Saya bertemu dengan 3 rumah pemanggangan yang telah beraktivitas.
Bahan bahan ikan dibeli dari nelayan dengan harga sekitar Rp 6.000 sampai dengan Rp 10.000,0 per kilo, tergantung ukuran.Â
Saya melihat terdapat ibu ibu memisahkan kepala Manyung dan memotong ikan Ibu ibu membersihkan isi perut dari ikan dan mencucinya. Ikan dipotong dan direndam dalam air yang telah diberi tawas. Ikan ikan ditusuk lidi untuk kemudian ditata untuk dijemur di atas para para terbuat dari ram kawat atau gedek yang jarang jarang. Air menetes dari ram atau gedeg itu.
Pari jadi beberapa bagian lalu menjemurnya Setelah agak kering, ikan ikan tersebut dipanggang di atas tungku dengan menggunakan kulit dan sabut kelapa sebagai bahan bakar.
Saya saksikan asap mengepul sangat pekat di atas tungku. Ibu muda yang memanggang berkali kali menutup matanya agar tidak pedas. Ibu tersebut membolak balik ikan yang dipanggang, atau tepatnya diasapi, agar tidak gosong oleh api yang menyala dari sabut kelapa.Â
Sekitar 20 menit ikan diasapi. Bau yang cukup tajam ada di sekeliling tempat pemanggangan. Sementara itu, bau air buangan ikan bercampur dengan bau asap.Â