Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Merapi Level 2 Sejak Mei 2018, Kewaspadaan Terlama

17 Januari 2019   16:05 Diperbarui: 18 Januari 2019   00:22 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panduan Latihan Kesiapsiagaan Bencana yang diterbitkan BNPB (Gambar : BNPB)

Merapi pada 2010 (Foto : Tom Pfeiffer)
Merapi pada 2010 (Foto : Tom Pfeiffer)
Bila kita melihat kembali sejarah erupsi Gunung Merapi, pantaslah disebut bahwa gunung ini adalah gunung paling aktif di Indonesia. Bahkan, Merapi saat ini dicatat sebagai satu dari 10 gunung berapi yang paling aktif di dunia. Program Gunung Berapi di bawah Smithsonian Institute, misalnya, mencatat terdapat 4 gunung berapi di dunia yang meningkat aktivitasnya sejak Juni 2018. Mereka adalah G Kunchinoerabujima di Jepang, G Veniaminof di Amerika Serikat, G Sangay di Ecuadore, dan G Krakatau serta G Merapi di Indonesia (volcano.esi.edu).

Terkait Gunung Merapi, Tempo sempat mencatat sejarah erupsi Merapi pada pertengahan 2018. Tempo membagi dalam beberapa periode. Pada periode  3000-250 tahun yang lalu, tercatat 7 letusan besar. Letusan besar terjadi sekali dalam 150-500 tahun.

Periode abada 19 disebut sebagai periode Merapi Baru. Perhitungan mencatat letusan terjadi sekali setiap 100 tahun. Erupsi pada 1904, 1920, 1954, 1961, 1985, dan 1994 serta 2006 dikategorikan erupsi sedang. Namun, erupsi pada tahun 1906 dan 1930 dicatat sebagai erupsi yang besar. Puluhan ribu orang tertimbun material beserta harta benda yang ada rusak pada 1906.

Sementara pada tahun 1930 dicatat 1.369 orang meninggal dunia. Semburan gas dan abu vulkanik yang mencapai stratosfer dan awan panas meluncur 20 kilometer ke arah barat dan menimbun 13 desa. Erupsi pada 2010 juga disebut sebagai salah satu yang terbesar karena menyebabkan banyak korban jiwa,  151 orang meninggal dunia dan 320.090 jiwa mengungsi.

Bagaimana dengan kegiatan Merapi pada akhir akhir ini? 

Pada 11 Mei 2018 Merapi mengalami erupsi 'freatik', yang diduga disebabkan beradunya magma dengan air, dan dinyatakan normal. Namun sejak minggu ke 4 bulan Mei 2018, status Merapi meningkat menjadi level 2, Waspada. Status itu tidak berubah sampai dengan hari ini. 

Mengingat aktivitas Gunung Merapi yang meningkat, wajar bagi mereka yang tinggal di Jawa Tengah dan Yogyakarta untuk lebih waspada. Apa yang harus kita lakukan.

Berdasar Panduan Latihan Kesiapsiagaan Bencana yang diterbitkan BNPB terbitan 2017, terdapat beberapa langkah yang perlu kita lakukan bila terdapat bencana erupsi gunung berapi. Panduan tersebut ditampilkan dalam infografis yang menarik.

I. Sebelum Bencana, kita perlu pahami status gunung api. 

Level I Normal, tiada gejala aktivitas magma;

Level II Waspada, terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun