Namun, di sisi lain, Miranda Giacomin, asisten professor untuk bidang psikhologi sosial Mac Ewan University di Kanada mengatakan bahwa struktur sosial, nilai sosial, dan budaya media berkontribusi pada bentuk perilaku kita. Ia mengatakan bahwa beberapa studi membuktikan bahwa orang yang memiliki banyak kawan dan popularitas secara online, hal tersebut menjadi kekuatan yang tertransfer di dunia offline.Â
Oleh karena itu, kelompok millenial mungkin tidak akan selalu setuju untuk dikategorikan budaya Instagram sebagai bagian dari narsistik. Artinya, dalam konteks budaya media sosial, mendapatkan banyak perhatian berarti mendapatkan banyak pengakuan. Mendapatkan banyak perhatian berarti dapat menguasai media dan mendapat pengakuan serta menguasai media merupakan modal kerja.Â
Penggunaannya, tentu tergantung dari pemakai. Mau apa dengan Instagram.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H