Kucing kembali ke dalam keluarga. Kucing menempati posisi penting sebagai kawan dalam peradaban manusia. Diskusi ini bisa lebih panjang, tapi untuk siang ini, renungan saya adalah, bila tak ada Renaissance, tak ada 25 ekor kucing di antara saya dan bu Parli. :)
Dalam kaitannya dengan merajalelanya hoax di antara kita, mungkin kita juga perlu memiliki masa Renaissance. Bagaimana dengan 'Renaissance Nalar Indonesia'?  Renaissance yang merekonsiliasi antara media, masyarakat, berita bertanggung jawab, etika dan nalar.Â
Dengan adanya media sosial, masyarakat pun sudah merupakan bagian utama dari media, yang juga harus  bertanggungjawab, beretika dan bernalar.
Bila tak ada masyarakat dan media yang bertanggung jawab, beretika, dan bernalar, lalu bagaimana? Apakah kita akan punya masa  semacam 'the Death Black of Indonesia' atau Indonesia hitam?
Duh...jangan sampai. Nau'dzubillahimindzalik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H