Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Bone Bone, Desa Eks-Wilayah DI/TII yang Indah Terpencil

6 Januari 2019   05:30 Diperbarui: 9 Januari 2019   13:29 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi masyarakat Bone Bone dan Barakka, Qahhar Muzakar bukanlah pemberontak. Qahhar dekat di hati rakyat. Pada tanggal 3 Februari 1965, Qahhar Muzakar tertembak mati dalam sebuah kontak senjata dengan pasukan RI. 

Karena masyarakat di Bone Bone sering dikaitkan dengan apa yang disebut oleh pemerintah Orde Lama dan Orde Baru sebagai bagian dari 'gerombolan' DI/TII lah, maka penduduk di Bone Bone sempat jauh dari sentuhan pembangunan. Jalan dari kecamatan menuju Bone Bone baru dibangun pada tahun 2004an dengan menggunakan dana PNPM. Dan, pak Idris turut ambil peran, ketika ia menjadi kepala desa pada 2011 sampai 2014. 

Pak Idris pernah menjadi kepala dusun lalu kepala desa Bone Bone. Pada 2014 ia mengundurkan diri dan berharap menjadi calon legislatif dari partai PKS. Namun, ia tak berhasil. Saat ini, pak Idris lebih aktif sebagai Ketua Kelompok Tani.

Cerita soal Desa Bone Bone yang merupakan Desa Bebas Rokok mungkin sudah banyak diketahui. 

Ringkasnya, pada tahun 2000, Bone Bone masih berstatus dusun. Saat menjadi kepala dusun, pak Idris sempat pusing dengan situasi kemiskinan yang dihadapi masyarakat dusun Bone Bone. Sarjana Ilmu Agama Islam ini melakukan pengamatan. Ia melihat kemiskinan masyarakat disebabkan oleh rendahnya status kesehata yang menyebabkan rendahnya produktivitas kerja masyarakat. Ia menemukan bahwa  tingkat kesehatan masyarakat yang rendah banyak disebabkan oleh  kebiasaan merokok yang kuat. Kebiasaan merokok ini selain menghabiskan uang keluarga, juga mulai dilakukan oleh generasi muda dan anak anak. 

Oleh karenanya, pada tahun 2005, pak Idris mengupayakan ditegakkannya aturan Bebas Rokok di dusun Bone Bone, yang kemudian mekar menjadi Desa. Pelanggar dari aturan ini dikenakan sangsi sosial berupa kerja kampung. Aturan tersebut sampai sekarang diikuti masyarakat desa Bone Bone. Supir yang mengantarkan kamipun mengatakan bahwa tak satupun warung di desa itu yang menyediakan rokok. 

Aturan di desa Bone Bone ini bukan hanya menetapkan aturan Bebas Rokok, tetapi juga Bebas Minuman Keras dan Bebas Napza. Semuanya ini ditetapkan ulang menjadi Peraturan Desa (Perdes) No 1 tahun 2009. Selama Perdes ini ada, maka aturan berlaku. Keunikan Bone Bone sempat disebut oleh media dan juga acara Mata Najwa sebagai satu satunya Desa Tanpa Tembakau yang ada di dunia. 

Semasa menjadi kepala desa, pak Idris mencoba mengejar ketertinggalan desa Bone Bone. Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), ia membangun jamban keluarga, membangun jalan kampung, dan juga jalan dari kecamatan ke desa. Untuk itu, Desa Bone Bone pernah menjadi juara lomba desa di tahun 2012.

Sayang sekali, ia tidak dapat menceritakan berapa jumlah penduduk desa saat ini. Ketika ia menjadi kepala desa di tahun 2014, ia mendata bahwa warganya adalah sebanyak 824 jiwa  yang terdiri dari sekitar 140 an Kepala Keluarga. Walau jumlah penduduk berubah, ia sering melihat pejabat kepala desa masih menggunakan data yang ia susun tersebut. Ia mengatakan bahwa di kampungnya, terdapat lebih banyak laki-laki. Sayang sekali, kami belum sempat mencari jawabnya. 

Pak Idris menyampaikan bahwa walaupun desa ini lebih dekat dekat dengan Toraja, namun memiliki pertalian dengan kerajaan Bone yang berada di dekat Makassar. Oleh karenanya, desa ini kemudian dinamai Bone Bone. Memang budaya Bone dengan Toraja sangatlah berbeda. Masyarakat Toraja pada mulanya beragama dinamisme. Masyarakat bekas Kerajaan Bone adalah mayoritas Islam. Dan oleh karenanya, semua penduduk Bone Bone beragama Islam. 

Masih di Bone Bone, Barakka (Foto : Dokumen Pribadi)
Masih di Bone Bone, Barakka (Foto : Dokumen Pribadi)
Soal kopi Arabica Bone Bone Enrekang yang tersohor, Pak Idris menyampaikan bahwa kelompok kopi yang dipimpinnya pernah menjadi Juara I Kompetisi Kopi Arabika yang diselenggarakan oleh Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) pada tahun 2012. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun