Pemerintah juga perlu memperhatikan sarana dan kesejahteraan para penyuluh di pelosok-pelosok daerah, yang rela mendampingi petani agar bisa membuat sang petani berhasil dalam proses budidaya nya.Â
Disinilah dibutuhkan peran serta pemerintah dalam setiap kebijakannya agar segera dengan cepat mengintervensi setiap kebijakan pemerintah untuk bisa berpihak pada petani.
Bagaimana kita bisa menggapai swasembada pangan bangsa, jika kebutuhan pupuk masih merupakan salah satu masalah mendasar petani di bangsa kita.
Jika kita berbicara masalah angka petani yang mulai menurun, berarti kita sedang berbicara tentang masalah regenerasi petani yang merupakan salah satu permasalahan di sektor pertanian kita.
Selama para petani yang tersisa sekarang ini jauh dari kata sejahtera, selama itu pula kita akan terus bergelut dengan masalah regenerasi petani.
Bagaimana generasi muda mau ikut untuk memilih menjadi petani jika para generasi muda masih melihat para petani di bangsa kita yang masih jauh dari kata sejahtera.
Dalam tulisan saya ini, dengan tulus meminta kepada pemerintah untuk segera mengintervensi semua kebijakan pemerintah agar berpihak pada petani.
Karena jika bangsa kita tidak memperhatikan  kesejahteraan petani kita, maka kedaulatan pangan bangsa akan sangat sulit tercipta.
Mari bangun juga SDM para petani bangsa kita, agar bisa menjadi petani-petani yang profesional yang bisa bersaing dengan para petani di negara-negara maju.
Mungkin untuk menciptakan itu semua sangatlah sulit dan sangat panjang jalannya.
Namun, jika tidak kita lakukan sekarang, terus kaan lagi?
Salam Swasembada, Salam berdaulat pangan, dari saya petani desa Tandu, Kecamatan Lolak, Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Merdeka!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H