Mohon tunggu...
Levi William Sangi
Levi William Sangi Mohon Tunggu... Petani - Bangga Menjadi Petani

Kebun adalah tempat favoritku, sebuah pondok kecil beratapkan katu bermejakan bambu tempat aku menulis semua rasa. Seakan alam terus berbisik mengungkapkan rasa di hati dan jiwa dan memaksa tangan untuk melepas cangkul tua berganti pena".

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bukan Hanya Bantuan, Petani Juga Butuh Pengetahuan

17 Juli 2019   23:14 Diperbarui: 17 Juli 2019   23:31 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat Panen Jagung KT.  Hulu Liwon,  di Desa Solog,  Kec.  Lolak,  Bolmong,  Sulut/Dokpri

Ilmu Pengetahuan Ibarat Cahaya atau lilin di genggaman kita.  Saat menyusuri suatu jalan yang gelap tanpa cahaya kita akan sulit melewati jalan yang gelap itu tanpa ada lilin atau cahaya di genggaman tangan kita. 

Pada dasarnya setiap bidang profesi pekerjaan dan kehidupan manusia semuanya membutuhkan pengetahuan sebagai dasar seseorang untuk berpikir dan bertindak.  

Seorang bisa menjadi Hakim karena seorang tersebut belajar tentang Ilmu Hukum,  Seorang bisa menjadi Dokter karena belajar ilmu kedokteran / kesehatan,  seorang pejabat menjadi pejabat karna dia menguasai ilmu pemerintahan dan politik,  seseorang bisa mendapatkan hasil ikan yang banyak dilautan karena dia belajar cara menangkap ikan, seorang mahir dalam membangun dan merancang rumah karena dia belajar ilmu tentang konstruksi bangunan, dan lain sebagainya. 

Setiap profesi yang dijalani seseorang menuntut orang tersebut paham,  mahir dan fasih di bidang yang dia geluti. Seorang tidak bisa dikatakan ahli jika orang tersebut tidak belajar mendalami suatu bidang yang dia jalani atau kerjakan. 

Demikian juga jika kita berbicara tentang profesi sebagai petani.  Saat kita berprofesi sebagai petani secara tidak langsung kita juga harus menguasai ilmu atau pengetahuan akan budidaya.  

Seorang bisa dikatakan ahli dalam budidaya tanaman pasti sudah melewati jalan yang panjang dengan berjuta pengalaman dan proses belajar yang panjang. 

Beruntung jika yang menjadi petani adalah mereka yang memang bersekolah atau kuliah di bidang pertanian sehingga pada dasarnya mereka sudah mahir tentang ilmu budidaya tanaman. 

Namun seorang petani yang sebelumnya memang sekolah dibidang pertanian pun masih butuh untuk terus belajar dan mengembangkan diri atas ilmu pengetahuan yang sudah dia  pelajari sebelumnya. 

Lantas,  bagaimana dengan para petani yang sebelumnya tidak memiliki dasar pengetahuan budidaya tanaman dari pendidikan sekolah kejuruan pertanian? 

Saat Panen Jagung KT.  Hulu Liwon,  di Desa Solog,  Kec.  Lolak,  Bolmong,  Sulut/Dokpri
Saat Panen Jagung KT.  Hulu Liwon,  di Desa Solog,  Kec.  Lolak,  Bolmong,  Sulut/Dokpri

Kebanyakan petani Indonesia justru belajar otodidak lewat pengalaman pribadi dan pengalaman orang lain yang mungkin dari saudara,  teman atau orang tua mereka sendiri. Makanya di Indonesia lebih banyak adalah para petani Tradisional yang masih menggunakan pola bercocok tanam warisan dari leluhur dan orang tua terdahulu. 

Lewat tulisan ini saya ingin membagikan betapa pentingnya untuk seseorang yang berprofesi sebagai petani untuk terus belajar mengembangkan diri dalam ilmu budidaya tanaman. Karena pengetahuan akan ilmu budidaya tanaman yang baik yang akan menghantarkan kita mendapatkan hasil yang baik sehingga kesuksesan sebagai petani menjadi nyata untuk kita capai atau raih. 

Jika seseorang ingin mahir dalam suatu bidang,  itu berarti orang tersebut harus terus belajar mengupdate diri sehingga menjadi mahir dalam bidang tersebut.  Demikian juga dalam dunia pertanian. 

Belajar bukan berarti kita menempuh kembali sekolah di bidang pertanian,  belajar yang saya maksudkan disini adalah bagaimana kita mempelajari segala macam pengetahuan  dan informasi yang berkaitan dengan dunia pertanian sebagaimana profesi kita sebagai petani. 

Mempelajari pengetahuan tentang dunia pertanian bagi saya bukan hanya mempelajari tentang pengetahuan budidaya tanaman,  melainkan semua aspek yang berkaitan dengan dunia pertanian. Mulai dari hulu sampai hilirnya. 

Aspek-aspek yang berkaitan dalam dunia pertanian seperti, pengetahuan tentang budidaya tanaman yang baik,  pengetahuan tentang proses pemasaran,  pengetahuan tentang bagaimana mengelolah hasil pertanian menjadi satu produk yang berarti kita sudah berbicara tentang agrobisnis,  dan pengetahuan tentang membangun jaringan pemasaran serta membentuk satu organisasi atau komunitas yang bisa mendongkrak penghasilan petani sehingga petani lebih sejahtera, dan juga pengetahuan tentang cara pengelolaan keuangan yang baik,  dan lain sebagainya.  

Pengetahuan yang harus dipelajari oleh para petani jangan hanya terfokus pada budidaya saja,  petani harus mampu mengembangkan diri dengan mempelajari aspek-aspek lain yang berkaitan dan sangat mempengaruhi kesejahteraan petani.  

Seperti yang pernah saya tulis dalam artikel saya sebelumnya yang berjudul :

"Transformasi Petani Menjadi Pelaku Agribisnis Adalah Keharusan Agar Kesejahteraan Itu Ada"

(https://www.kompasiana.com/levisangi/5d035ff8c01a4c42333cec46/transformasi-petani-menjadi-pelaku-agribisnis-adalah-keharusan-agar-kesejahteraan-itu-ada) 

Bahwa petani juga harus bertransformasi menjadi pelaku agrobisnis dan harus mulai berfikir layaknya pebisnis yang mampu melihat segala peluang yang ada. 

Pernah saya mengikuti pelatihan yang diadakan Dinas Pertanian Provinsi,  saya diutus sebagai salah satu peserta diklat yang akan menerima materi tentang budidaya cabai yang waktu itu dilaksanakan di Kantor BPTP Sulawesi Utara di Manado.  

Bersama Kepala BPTP Sulut (Bpk. Phillips Wowiling) saat mengikuti Diklat Budidaya Cabai.  Dokpri
Bersama Kepala BPTP Sulut (Bpk. Phillips Wowiling) saat mengikuti Diklat Budidaya Cabai.  Dokpri

Bagi saya pelatihan-pelatihan seperti ini sangat dibutuhkan oleh para petani.  

Memang seharusnya ketika petani diberikan bantuan seperti benih maka sang petani juga seharusnya juga dilengkapi atau dibekali dengan pengetahuan akan proses budidaya untuk mengembangkan benih yang si petani terima sehingga mendapat hasil produksi yang maksimal. 

Ketika saya mengikuti Diklat dalam suatu materi tentang budidaya cabai yang ketika itu saya ikuti di Kantor BPTP Sulawesi Utara di Manado selama 3 hari,  saat itu banyak hal yang tadinya tidak saya ketahui akhirnya saya ketahui dan saya pahami. Sayang sekali saat itu acaranya hanya berlangsung selama 3 hari saja.  

Pelatihan Petani Cabai.  Dokpri
Pelatihan Petani Cabai.  Dokpri

Meski terasa singkat namun ada banyak ilmu yang saya dapat ketika itu,  disamping itu,  saya bisa menjalin relasi dengan sesama peserta diklat dari berbagai daerah di Sulawesi Utara yang hingga kini mempermudah saya untuk bisa saling mengecek harga pasar di daerah lainnya. Akhirnya satu jaringan dan komunitas pun terbentuk. 

Jadi selain ilmu pengetahuan,  saya juga mendapatkan teman - teman sesama petani cabai yang sampai kini kami masih saling berkomunikasi dan saling tukar pendapat akan setiap permasalahan yang dihadapi tentang budidaya cabai. 

Disini pun saya berkesimpulan betapa pentingnya pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh pemerintah lewat Dinas terkait yang dalam hal ini Dinas Pertanian. 

Para Pemateri di Pelatihan untuk Petani Cabai.  Dokpri
Para Pemateri di Pelatihan untuk Petani Cabai.  Dokpri

Petani juga seharusnya bisa responsif ketika ada sebuah pelatihan yang berkaitan tentang budidaya tanaman karena dari situ kita bisa lebih mengembangkan diri sebagai petani. 

Jika petani hanya fokus menerima bantuan saja tanpa mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh Pemerintah sementara peluang untuk mendapatkan ilmu pengetahuan itu ada, sama saja petani yang menerima bantuan baik benih maupun peralatan tanam, ibarat memberikan Sepeda Motor kepada anak kecil atau kepada orang yang belum mahir mengendarai sepeda motor. 

Seseorang yang belum mahir mengendarai sepeda motor pasti akan kesulitan mengemudikan nya ketika dia diberikan sebuah sepeda motor.  Apalagi Mobil..
Begitupula orang tua yang membelikan hadiah komputer atau laptop kepada anaknya,  namun si anak belum pernah menggunakan komputer atau laptop sama sekali.

Ketika disuruh memakainya pasti yang bersangkutan akan kewalahan atau bingung memulainya karena si anak butuh kursus komputer sehingga siap menerima hadiahnya. 

Jadi petani bukan hanya butuh bantuan tapi juga pengetahuan! 

Petani juga harus proaktif untuk terus belajar,  mengembangkan diri,  sehingga diharapkan menjadi mahir atau ahli minimal dalam satu komoditas tanaman yang dibudidayakan nya. 

Ilmu pengetahuan yang didapatkan petani ketika dipraktekkan oleh si petani tentu saja si petani itu sendiri yang akan menerima hasil baiknya. 

Sebanyak dan sebaik apapun setiap bantuan yang diberikan pemerintah lewat Dinas terkait yang dalam hal ini bantuan dari Dinas Pertanian yang berupa benih,  dan peralatan budidaya dan peralatan pasca panen yang diterima oleh petani tidak akan maksimal jika tidak diimbangi akan pengetahuan untuk mengelola itu semua sebagai pihak akhir yang mengeksekusi program bantuan yang diterima. 

Namun ada materi lain yang mungkin belum pernah atau masih minim diajarkan kepada petani lewat pelatihan-pelatihan yang diadakan, yang sebenarnya juga sangat penting karena secara tidak langsung juga sangat mempengaruhi petani untuk bisa sejahtera.

Seperti materi tentang : Pengolahan atau Manajemen Keuangan, Pengembangan Karakter yang baik,  dan materi lainnya yang bertujuan membangun karakter yang baik dalam diri  sangat petani. 

Bagi saya materi seperti itu juga dibutuhkan kami sebagai petani karena kesuksesan dan kesejahteraan petani bukan hanya dipengaruhi oleh seberapa besar hasil yang didapat,  sehebat apa budidaya yang dilakukan,  dan sehebat apa petani memasarkan komoditas atau hasil produk olahannya,  namun kesuksesan dan kesejahteraan petani juga dipengaruhi oleh karakter yang baik,  dan pengolahan hasil keuangan yang baik.

Saat menerima bantuan Benih Padi Mekongga KT.  Hulu Liwon,  Desa Solog,  Kec.  Lolak,  Bolmong.  Sulut
Saat menerima bantuan Benih Padi Mekongga KT.  Hulu Liwon,  Desa Solog,  Kec.  Lolak,  Bolmong.  Sulut

 

Selain mengikuti diklat,  para petani yang tidak sempat mengikuti pelatihan yang diadakan Dinas terkait masih bisa belajar dan mengembangkan diri lewat buku - buku bacaan,  artikel - artikel pertanian, baik itu di internet maupun tertulis.  Bahkan bisa banyak berbincang dengan para penyuluh yang memang ditugaskan untuk mengajari dan mendampingi para petani,  atau sesama anggota kelompok tani atau komunitas petani yang berada di daerahnya. 

Ada banyak sekali cara yang bisa kita lakukan untuk kita belajar asalkan kita memiliki kemauan untuk terus belajar dan ingin mengembangkan diri menjadi petani yang profesional yang berakhlak mulia. 

Intinya jika kita sebagai petani ingin sukses atau mendapatkan hasil yang baik lewat profesi kita sebagai petani,  jangan pernah menutup diri atau menjauhkan diri dari ilmu pengetahuan yang merupakan lilin atau cahaya bagi kita untuk terus berjalan mencapai kesuksesan dan kesejahteraan sebagai petani Indonesia. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa membimbing dan meridhoi kita semua. 

Salam Mimpi Swasembada 

Dari saya ; Levi William Sangi,  Petani Muda Desa Tandu,  Kecamatan Lolak,  Bolmong,  Sulawesi Utara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun