Belum lagi permasalahan yang saya rasa masih kurangnya campur tangan dari pemerintah yakni penggunaan herbisida kimiawi yang sebenarnya membuat lahan atau tanah petani menjadi tidak subur lagi seperti dulu dan imbasnya petani mengalami penurunan hasil produksi komoditas yang ditanam nya karena terlalu banyak nya penggunaan bahan kimia yang merusak unsur hara dalam tanah. Contohnya bahaya penggunaan glifosat yang terdapat dalam Roundup, racun pembunuh rumput. Bahan aktif Glisofat bukan hanya ada pada Roundup tetapi juga hampir semua Herbisida yang sifatnya sistemik yang beredar bebas di pasaran Indonesia juga terbanyak mengandung Bahan Aktif Glisofat yang sudah di larang di Uni Eropa, namun diperdagangkan bebas di Indonesia.
Ini sebenarnya juga merupakan permasalahan di sektor pertanian kita di negeri ini namun isu tentang bahaya residu bagi petani, konsumen yang mengkonsumsi hasil petani, dan tanah/lahan masih kurang dikumandangkan. Saya tidak akan kaget jika kedepannya masalah ini kelak akan menjadi masalah besar yang akan dihadapi sektor pertanian kita kelak.
Sebenarnya ada kontribusi para petani yang mengembangkan produk organik ramah lingkungan sehingga menjadi jawaban masalah bahaya residu herbisida kimiawi terhadap petani, konsumen dan lahan atau tanah.
Namun minimnya modal dan tidak ada bantuan dari pemerintah dibidang ini sehingga produsen bahan pestisida dan pupuk organik tidak bisa maksimal untuk produksi dan pemasarannya.
Masalah tentang bahaya herbisida kimiawi pernah saya singgung dalam artikel saya yang berjudul "Petani Bisa Menjadi Profesi yang Mematikan Jika Dibiarkan".
Ada begitu banyaknya persoalan sektor pertanian kita yang sudah jelas terlihat dan sebagian masih samar terlihat. Seperti Bom Waktu yang kelak akan meledak jika tidak kita jinakkan.
Ok, Mari kita kembali lagi ke masalah regenerasi petani..
Jadi, banyaknya persoalan dalam sektor pertanian berimbas pada masalah regenerasi petani. Intinya masalah regenerasi petani muncul karena banyaknya persoalan dalam sektor pertanian Indonesia yang belum terselesaikan.
Memang tidak mudah bagi pemerintah untuk dalam sekejap mengatasi segala macam persoalan di sektor pertanian sekarang ini. Memang sekarang ini ada kenaikan produksi beberapa komoditas petani di negeri ini seperti naiknya produksi jagung dan beras, namun itu semua adalah imbas positif dari program - program bantuan pemerintah sebagai stimulus dan rangsangan untuk sektor pertanian di negeri ini bergairah kembali. Namun bagi saya masalah mendasar soal kesejahteraan petani yang dipengaruhi faktor- faktor yang saya sampikan di atas masih belum bisa terselesaikan sehingga berbicara tentang kesejahteraan petani hanya menjadi mimpi yang masih sulit untuk dicapai.
Kita jangan heran ketika nanti program bantuan pemerintah sebagai rangsangan bagi petani di negeri ini suatu saat akan berhenti karena tidak mungkin bantuan yang merupakan rangsangan dari pemerintah untuk meningkatkan produksi petani ini akan terus menerus sementara sumber bantuan terbesar berasal dari pinjaman hutang negara.