Saat tulisan saya ini saya tulis harga cabe rawit dipasaran berkisar di harga Rp. 60.000/kg. Berarti pengambilan dari penampung ke petani bermain di harga Rp. 50.000/kg.
Setelah turun dari harga eceran pasar Rp. 70.000/kg saat memasuki bulan puasa dan biasanya melonjak sampai harga 150.000/kg saat Hari Natal & Tahun Baru.Â
Cabe rawit biasanya hanya dibudidayakan oleh petani dataran rendah di area provinsi Sulawesi Utara.
Harga cabe rawit yang harganya selalu tinggi di setiap pasar di Manado bahkan sampai di pasar Kabupaten sekitar Kota Manado seperti Kabupaten Bolaang Mongondow yang saya tempati sekarang dan membudidayakan cabe rawit varietas lokal.Â
Dengan harga yang tinggi membuat pasokan cabe rawit tidak hanya datang dari dalam provinsi melainkan juga datang dari luar provinsi seperti provinsi Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, bahkan dari Pulau Jawa. Serbuan pasokan cabe dari luar provinsi ataupun luar pulau tetap tidak bisa membuat jenis bumbu masakan kegemaran orang Manado ini menjadi murah.Â
Jika harga cabe rawit bermain di harga eceran 20.000/kg nya barulah dianggap murah oleh konsumen di daerah Manado dan daerah sekitarnya. Namun harga murah cabe rawit adalah hal yang langkah beberapa tahun terakhir ini.Â
Mungkin dengan bertambahnya penduduk di Manado dan sekitarnya yang memang hobi dengan makanan pedas membuat harga cabe rawit bisa dibilang mustahil menjadi murah.Â
Hal ini sebenarnya menjadi peluang bagi petani dataran rendah di daerah Sulawesi Utara karena keuntungan yang bisa didapatkan petani bisa sangat besar. Namun sayangnya para petani dataran rendah di Sulawesi Utara cenderung takut membudidayakan cabe rawit karna mungkin takut akan gagal panen yang disebabkan hama dan penyakit.Â
Minimnya pengetahuan akan budidaya cabe rawit membuat kurang nya petani dataran rendah di provinsi Sulawesi Utara mau membudidayakannya. Padahal jika si petani mau berusaha belajar dan menggali informasi tentang bagaimana cara budidaya yang baik, tidak menutup kemungkinan si petani bisa mendapatkan hasil yang besar melebihi tanaman padi dan jagung yang selama ini secara turun temurun menjadi komoditi utama petani dataran rendah di daerah ini.Â
Minimnya sosialisasi dan pelatihan juga mungkin membuat para petani dataran rendah di daerah ini ragu dan takut untuk menanam komoditas ini.
Tidak seperti petani yang ada diluar daerah, misalnya di Sulawesi Selatan dan di Pulau Jawa yang sudah lama hebat dalam membudidayakan cabe rawit.
Makanya saya tidak heran jika cabe rawit dari Jawa banyak menyerbu Pasar Manado dan pasar seputaran Kota Manado yang biasanya di namakan " Rica Dos" Yang biasa disebut oleh konsumen untuk cabe rawit yang berasal dari pulau Jawa.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!