Jika dilihat kesibukannya sudah sangat banyak sekali, selain sebagai pendidik beliaupun seorang pembicara Internasional di berbagai seminar baik dalam dan di luar negeri. Selain tugas utama mengajar, juga bertanggungjawab sebagai penguji ujian skripsi mahasiswa S1, penguji pasca sarjana dan juga dosen tamu beberapa universitas baik di dalam dan luar negeri.
Sebagai seorang guru besar membuat beliau selalu menghabiskan waktu berjam-jam di laboratorium PPNRI bahkan hingga tidur di lab untuk riset dan menemukan inovasi terbaru. Cerita mengunjungi laboratorium antik dan unik Prof. Elim akan penulis bahas pada tulisan berikutnya.
Di lingkup gereja dalam Program Yayasan Kristen Dr. J.B Sitanala beliau juga menjadi mentor dan juri dalam program unggulan Gereja Protestan Maluku (GPM). Program ini menyiapkan peneliti belia sejak tingkat SD sd. SMA di mana dalam 3 tahun terakhir ini melakukan “Festival Peneliti Belia”. Tujuan kegiatan ini agar sejak usia dini, siswa telah diperkenalkan kecintaan riset pada ilmu sains.
Kepakarannya juga mudah dikenali ketika melihat jurnal karya ilmiah yang terpublikasi dengan h index ~28 lewat berbagai jurnal internasionsl berreputasi yang terindex Scopus atau Web if Science (WOS) dan saat ini telah mencapai sitasi di Google scholar ~4583, ada yang merupakan hasil karya sendiri maupun riset bersama.
Pembuktian ini menjadikan Prof. Hendry Izaac Elim, S.Si, M.Si, Ph.D ayah dari Esther Mary Elim dan suami dari Cynthia Priska Wijaya sebagai seorang ilmuwan fisika dunia versi SCOPUS dengan sitasi melampaui 3000.
Secara Nasional (Indonesia), kepakaran Prof. Elim menempati rangking ke 2 dalam ilmu fisika nano sains dan teknologi diantara 2 pakar Fisika Nanoteknologi ITB, Prof. Ferry Iskandar dan Prof. Mikrajuddin Abddulah.
Lahir dan besar di Ambon, Prof. Elim menamatkan sekolah dasar di SD Xaverius B melanjutkan ke Sekolah Menengah di SMP Negeri 6 dan lanjut ke SMA Negeri 1 Ambon. Prof Hendry Izaac Elim, S.Si, M.Si, Ph.D (55 thn) adalah sarjana fisika tamatan UGM tahun 1995 kemudian melanjutkan program master fisika di ITB 1997, dan lulus ke dua tercepat dengan waktu pendidikan 1 tahun 5 bulan, setelah Prof. Bibby Eka Gunara (ITB). Dan pada tahun 2005 memperoleh gelar Ph.D Fisika dari National University of Singapore (NUS) serta meraih Profesor di Institute of Multidisciplinary Research for Advanced Materials (IMRAM) di Universitas Tohoku, Jepang
Perjumpaan yang mengubahkan
Akhirnya , Sabtu, 15 Juni 2024 merupakan hari yang penuh kesukacitaan, ketika penulis bisa bertemu dan mengunjungi Prof. Elim di Laboratorium PPNRI UNPATTI di Ambon.
Sambil membawa ole-ole dari Negeri Rutong kepada beliau berupa buah langsa ( sejenis dukuh) yang dimasukkan dalam sebuah kamboti ( keranjang ayaman dari daun).