Mohon tunggu...
Levina Litaay
Levina Litaay Mohon Tunggu... Insinyur - Simple, smart, sportive

Community base development, complex problem solving, event organizer

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mandi Mentari di Pantai Mesa Pulau Teon

8 November 2024   22:12 Diperbarui: 10 November 2024   07:32 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persebaran Gunung Api di Laut Banda (Sumber dokumentasi Modifikasi Roni Maradut Situmorang 2021)

Selain itu ada Mama Nyora Juliana Koupun/Kiryoma, istri pendeta emeritus GPM Thedorus Koupun, mantan Ketua Majelis Jemaat (KMJ) Mesa Pulau Teon. Di Maluku, istri seorang pendeta ditempat penugasan jemaat biasa dipanggil mama nyora.

Ada juga salah seorang mantan dosen Drs.Sefnath Nunuary, M.Pd (Yafila) namun masih aktif di dunia pendidikan. Saat ini sebagai Kepala SMA Kristen Aprian di Damer Maluku Barat Daya.

Di samping itu Pendeta Dicky Wurlianty (Watludan) bersama istrinya Katty Serworwora (Layeni) yang masih aktif dalam Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia. 

Pendeta Dicky, istri dan John Wosia bersama penulis, kami berempat dari Jakarta datang untuk menghadiri peresmian gedung gereja Imanuel Mesa Pulau Teon. Dan masih ada Buce Serpara yang berasal dari Negeri Kokroman - Waipia.

Sebelum kembali ke Ambon, penulis menyerahkan semua properti yang dibawa kepada Kadus (Kepala Dusun) Mesa Clement (Emes) Rijoly dengan harapan jika ada anak cucu Kampung Mesa (Loyasa tomay) yang mengunjungi Mesa dapat menggunakannya untuk bermain dan berfoto di pantai sebagai kenangan.

Akhirnya tujuan tulisan ini agar semua potensi volcano tourism ini dapat dikelola oleh masyarakat adat Teon Nila Serua dengan penuh tanggung jawab dan memberi kesejahteraan bagi warga masyarakat.

Yang berikut generasi muda agar selalu terbuka belajar dari para patura (orang tua) yang selanjutnya akan mewariskan nilai –nilai, pohon dan kebun serta alam yang mempesona yang diberikan leluhur sebagai anugerah Sang Khalik. Tuhan itu baik.

(LL)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun