Mohon tunggu...
Levina Litaay
Levina Litaay Mohon Tunggu... Insinyur - Simple, smart, sportive

Community base development, complex problem solving, event organizer

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Atena, Arumbai Alat Transportasi di Pulau Vulkanik Serua

25 Oktober 2024   12:34 Diperbarui: 26 Oktober 2024   06:25 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
P.Teon, P.Nila dan P.Serua dalam Peta Provinsi Maluku (Sumber : Wikipedia.com)

Arumbai yang besar bernama "Sedu" yang merupakan pemberian nama oleh salah satu turis artinya selam sedunia. Sedu mempunyai daya angkut 40 orang dan menggunakan mesin ketinting.

Sedangkan Arumbai dengan ukuran kecil memiliki daya angkut 20 orang dan disebut " Titretnia" (bahasa serua artinya milik semua/masyarakat) menggunakan mesin Johnson merek Yamaha 25 PK. Penulis sendiri telah memiliki pengalaman menggunakan Arumbai tersebut ketika berkunjung ke Pulau Serua pada bulan November 2021.

Arumbai “Titretnia” milik Kampung Jerili dan pembuatannya dilakukan di Pulau Serua Kabupaten Maluku Tengah - Maluku ( dokumentasi pribadi)
Arumbai “Titretnia” milik Kampung Jerili dan pembuatannya dilakukan di Pulau Serua Kabupaten Maluku Tengah - Maluku ( dokumentasi pribadi)

Dalam penuturun Kadus ( Kepala dusun) Jerili Bob Pelmelay, penulis bertanya bagaimana membuatnya? Kadus menjelaskan Arumbai Sedu telah berumur 17 tahun dan Titretnia baru berusia 7 tahun, ini semua murni usaha disini bu, tandas kadus.

Lanjut kadus, uang yang di dapat dari kunjungan kapal turis diatur untuk membeli material. Kalau kayu diambil dari pulau. Sempat penulis mengulangi pertanyaan apakah ada bantuan dari Dana Desa Negeri Jerili, oh tidak ada ibu !, ini murni usaha kami di pulau. “kalau yang Sedu beta ( saya) kurang tahu waktu buat, tetapi yang Titretnia, beta ikut buat ibu” jawab Kadus Bob.

Bob menjelaskan, waktu itu Gereja Sidang Tuhan (GST) hendak membangun gereja di Pulau Serua dan anggota warga gereja meminta ijin untuk membuat perahu dalam rangka mencari dana.

Jadi Arumbai itu dibangun atau dibuat di pulau oleh warga gereja yang mengerjakan dan diberi Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah ) dari dusun. Itu biaya kerja mengingat mereka sedang mencari dana untuk pembangunan gedung GST di Pulau Serua. Semua kayu dari pulau ibu!, hanya paku, mur, baut, mesin katong ( kita) bali ( beli) di kota lagi – lagi ujar Kadus Bob.

Mengakhiri tulisan ini, penulis mengangkat sebuah video yang menggambarkan aktivitas menarik Arumbai ke darat setelah digunakan melaut. Kegiatan ini disebut "Tsusal" Arumbai. Tsusal artinya dorong. Pemilik perahu akan menghimbau dengan panggilan ajakan dalam bahasa Serua “Mmretan PE mat rein Atena Ti iwrea” artinya kalian semua mari datang, kita tarik perahu ke darat.


Tsusal (dorong) Arumbai ke darat di Dusun Wlan Osi Jerili Pulau Serua Kabupaten Maluku Tengah (video Thed Pelmelay)

Pada video di bagian depan yang memegang tali adalah kaum perempuan dan di bagian belakang-badan perahu yaitu lelaki. Cara menarik Arumbai ke darat dengan meletakkan kayu di bagian bawah yang disebut latna dan di bawah komando seseorang, perahu ditarik ke darat ke tempat penyimpanan dengan kerjasama yang baik.

Harapan ke depan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun