Sesuai penuturan salah seorang warga Nixon Talaksoru, di tahun 1978 ketika proses evakuasi ke tanah Seram oleh pemerintah pusat karena ancaman gunung api, maka gereja tersebut masih digunakan oleh sebagian masyarakat yang masih bermukim di Waru Pulau Serua.
Tampak pada video, ada beberapa perbaikan seperti mengganti atap seng gereja karena korosi. Sebelumnya atap gedung Gereja Rehoboth menggunakan sirap kemudian diganti seng, namun karena dekat laut maka secara berkala harus diganti akibat karatan atau korosi.
Bangunan gereja masih berdiri kokoh permanen, dengan perabot bangku panjang terbuat dari kayu besi. Yang menarik di dalam gereja ini ada bangku yang dikhususkan bagi Raja Waru dan keluarga berada tepat disamping kiri mimbar.
Bentuk mimbar bagi pengkotbah, menggantung juga dari kayu besi dan di bagian belakang ada balkon. Daya tampung gereja ketiga warga beribadah lebih kurang 200 orang. Jendela-jendela yang terbuka lebar dan juga pintu terbuat dari bahan kayu besi, di halaman gereja ada tumbuhan baik rumput dan bunga.
Sambil memperhatikan video yang dibuat oleh diaspora Waru Nixon Talaksoru ketika mengunjungi kampung halaman di bulan Juni 2024, maka ada hal-hal yang menarik untuk di simak yaitu sebagai berikut:
- Chadim Kalimat
Di dalam gereja terdapat sebuah papan hitam dengan tulisan “Chadim Kalimat” atau jika diterjemahkan bebas pemimpin umat. Terdapat nama pejabat gereja, dalam jabatan apa dan tahun pengabdiannya di Gereja Rehoboth Waru Pulau Serua.
Yang menarik tertulis pada bagian teratas nama L Luhukay bertugas pada gereja tersebut tahun 1894-1897 dengan jabatan G.DJ. Artinya jika dihitung mundur kebelakang maka gereja mula –mula dalam aktivitasnya sudah berumur lebih dari 130 tahun.
Hal lain yang terdokumentasi dengan baik bahwa sebagian besar para pendeta, penginjil, penatua atau guru jemaat yang bertugas di Gereja Rehoboth Waru adalah dari marga (family name) yang berasal dari Lease, Pulau Seram, atau daerah Maluku lainnya. Sementara yang berasal dari rumpun masyarakat Teon Nila Serua yaitu marga Sunlioy dan Serpara (Pulau Nila) sedangkan dari Pulau Teon ada marga Nuniary. Dari Pulau Serua sendiri ada satu orang yaitu bermarga Ukru.
Pada kolom jabatan tertulis G.Dj, ini adalah singkatan dari Guru Djemaat atau Guru Jemaat. Dalam penuturan salah satu patura Pulau Teon dan juga merupakan seorang Pendeta senior GPM Alexander Relmasira dijelaskan bahwa Guru Jemaat bertugas memimpin jemaat dan sekaligus mengajar di Sekolah Dasar atau disebut dengan isttilah Teacher Preacher.
Karena masih menggunakan ejaan lama maka yang perlu dijelaskan beberapa singkatan jabatan selain G.DJ yaitu Ut.Indj yang artinya Utusan Indjil atau penginjil.
Informasi pada papan ini dan penjelasan dari patura Alex (panggilan Pendeta Alexander) menjadi bukti peranan Gereja Protestan Maluku (GPM) dalam membawa misi mencerdaskan warga di pulau terisiloir bukan hanya semata-mata memberitakan kabar baik yang disebut injil.